Minggu, 28 September 2014

Membedakan Ular Berbisa dan Tidak Berbisa


http://img.nationalgeographic.co.id/uploads/d3c545e635e445d2a03d4054a8ef256f.jpg

susilowandono.blogspot.com  Beraktivitas di alam bebas tidak lepas dari bersinggungan dengan hewan-hewan yang berhabitat di alam bebas. Salah satunya adalah ular. Binatang tidak berkaki ini adalah binatang yang seringkali ditemui oleh para pendaki. Kebanyakan orang takut pada ular, pada kasus lain ketika kita tersesat dan kehabisan makanan, ular dapat menjadi sumber makanan bagi kita.
Secara umum ular terbagi dalam dua jenis, ular berbisa dan tidak berbisa. Kebanyakan orang awam menganggap sama bahanya antara ular berbisa dan tidak berbisa. Padahal ular yang tidak berbisa sama sekali tidak memiliki acaman yang berarti bagi manusia (terdapat beberapa pengecualian). Ular yang memiliki ancaman yang berarti adalah ular dengan bisa yang mematikan bagi manusia, contohnya adalah ular taipan yang setiap tetes bisanya dapat membunuh 100 ekor gajah.
Lalu bagaimana membedakan ular yang berbisa dan ular yang tidak berbisa? Sebenarnya cukup sulit untuk membedakan ular yang berbisa dengan ular yang tidak berbisa, namun ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk membedakan keduanya. Berikut adalah tips untuk membedakan ular berbisa dan tidak berbisa :
  1. Ular yang berbisa memiliki bentuk kepala yang cenderung segitiga, sedangkan ular yang tidak berbisa memiliki kepala yang membulat. Kepala ular berbisa yang berbentuk hampir segitiga dikarenakan ular berbisa memiliki organ berupa kelenjar bisa yang terletak di belakang kepalanya, sedangkan kelenjar bisa tidak dimiliki oleh ular yang tidak berbisa.
  2. Sifat ular berbisa cenderung lebih tenang jika dibandingkan dengan ular yang tidak berbisa. Seringkali orang salah kaprah dan mengira ular yang agresif adalah ular yang berbisa. Padahal ular yang agresif adalah ular yang tida berbisa atau berbisa rendah. Hal ini disebabkan karena ular yang tidak berbisa tidak memiliki mekanisme pertahanan diri lain selain menyelamatkan diri dengan bergerak secepat mungkin, sedangkan ular berbisa lebih tenang karena mereka memiliki bisa dan taring bisa sebagai mekaisme pertahanan diri mereka.
  3. Jika terlanjur digigit ular dan anda tidak sempat melihat ular tersebut, maka anda dapat membedakan ular tersebut berbisa atau tidak dengan melihat bekas gigitan dari ular tersebut. Bekas gigitan ular berbisa akan berbentuk dua titik yang jelas, hal ini karena ular berbisa akan mematuk untuk menyuntikan bisa mereka kepada mangsa atau lawan mereka. Sedangkan ular yang tidak berbisa akan meninggalka bekas gigitas berupa luka sobekan atau berbentuk huruf U.
  4. Ular berbisa tinggi akan menunggu korbannya mati. Ular berbisa tinggi seperti King Cobra tidak akan langsung pergi setelah mematuk. Ular dengan jenis ini aan menunggu korbannya mati.
  5. Jika anda telah menangkap ular yang mengganggu anda, untuk memastikan apakah ular tersebut berbisa atau tidak anda dapat membuka mulutnya dengan ranting dan melihat apakah mereka memiliki taring bisa atau tidak. Ular berbisa tinggi memiliki dua taring bisa yang berada di depan, taring tersebut biasanya akan terlipat kedalam jika tidak digunakan. Sedangkan ular berbisa menengah dan rendah memiliki taring bisa di belakang mulutnya. Ular yang tidak berbisa tidak memiliki taring bisa.
  6. Ular berbisa memiliki lubang sensor di bagian depan mulutnya.
Ciri-ciri di atas bukanlah patokan yang baku untuk membedakan ular berbisa dan tidak berbisa.
Terdapat beberapa pengecualian untuk jenis-jenis ular berikut ini :
  1. Ular Python, Boa, Sanca, dan sejenisnya. Mereka adalah jenis ular yang tidak berbisa namun bertubuh besar dan memiliki gerakan yang tenang. Membunuh dengan cara melilit dan bentuk kepala yang hampir segitiga.
  2. Ular King Cobra dan sejenisnya. Mereka adalah ular berbisa tinggi yang memiliki organ tambahan di kepalanya yang dapat terbuka seperti sendok. King Cobra dan sejenisnya adalah ular berbisa tinggi dengan bentuk kepala yang cenderung lonjong atau membulat.
  3. Ular laut. Semua ular laut, besar atau kecil, berkepala bulat, agresif atau tenang, adalah ular dengan bisa tinggi.

TIPS MENDIRIKAN TENDA / DOME


tenda
susilowandono.blogspot.com  Tenda merupakan satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pendakian gunung karena tenda inilah yang akan menjadi rumah bagi para pendaki gunung itu sendiri. Setiap pendaki gunung harus paham tentang cara mendirikan tenda yang dibawanya sendiri dan selain itu pula seorang pendaki harus paham terhadap berbagai faktor yang ada di lapangan sebelum mereka mendirikan tenda. Tentunya hal ini bertujuan untuk keamanan dan kenyaman pendaki itu sendiri.
Berikut beberapa tips yang bisa digunakan saat hendak mendirikan tenda :
  • Perhatikan kondisi lahan.
Sebelum mendirikan tenda sebaiknya perhatikan dahulu kondisi lahan yang akan digunakan. Sebisa mungkin carilah lahan tanah yang datar dan tidak terdapat banyak batu atau akar yang menempatinya karena hal tersebut akan membuat anda tidak nyaman saat hendak tidur ataupun saat berada di dalamnya.
  • Perhatikan arah mata angin.
Lihatlah dahulu kemana arah angin berhembus dan jika sudah mengetahuinya maka tempatkanlah pintu tenda membelakangi arah angin tersebut. Hal ini berguna agar angin yang berhembus tidak langsung masuk ke dalam tenda yang mengakibatkan anda malah menjadi kedinginan di dalam tenda nantinya.
  • Dirikan tenda di lokasi yang agak tertutup.
Jika memungkinkan, dirikanlah tenda di lokasi yang agak tertutup dan hindari mendirikannya di tanah lapang. Hal ini cukup berguna untuk meminimalisir hembusan angin kencang yang bisa menerpa tenda anda. Selain itu perhatikan pula kondisi lingkungan sekitarnya, hindari untuk mendirikan tenda di dekat pohon yang sudah mati karena lebih rawan untuk tumbang.
  • Hindari untuk mendirikan tenda tepat di jalur pendakian.
Terkadang pendaki bisa saja mengalami kondisi yang memaksa untuk mendirikan tenda di jalur pendakian. Namun alangkah baiknya jika anda mendirikan tenda sedikit keluar dari jalur pendakian, hal ini tentunya akan lebih baik dan aman karena tidak akan menghambat atau menghalangi pendaki lain yang mungkin juga sedang melewati jalur tersebut.
  • Jangan mendirikan tenda di pinggir sungai.
Walaupun dengan alasan lebih dekat dengan sumber air namun hal tersebut justru tidak baik karena lebih rawan terhadap luapan air sungai yang bisa terjadi kapan saja, terutama saat hujan datang. Selain itu pula sungai merupakan sumber air yang biasa digunakan binatang untuk minum, tentunya anda tidak mengharapkan kedatangan binatang ini bukan ?.
  • Berilah alas pada tenda (footprint).
Hal ini cukup berguna untuk meminimalisir suhu dingin yang terdapat pada tanah, terutama saat menjelang malam hari. Selain itu pula dapat melindungi tenda anda dari kebasahan akibat rembesan air dari tanah. Pemberian alas pada tenda ini bisa dengan menggunakan rumput atau dedaunan kering yang terdapat di sekitar lokasi tenda. Bisa pula dengan membawa sebuah flysheet atau footprint yang memang sudah banyak dijual di pasaran.
  • Tambahkan pasak tenda.
Pasak berfungsi untuk memperkuat berdirinya tenda dari terpaan angin. Biasanya setiap tenda yang dijual sudah termasuk dengan pasak. Gunakanlah pasak ini untuk ditancapkan pada masing-masing sisi tenda. Bila perlu tambahkan pula tali-tali bantu tenda untuk di ikatkan pada penambat yang ada di sekitarnya.
  • Buatlah parit kecil di sekitar tenda.
Saat hujan turun maka parit inilah yang akan berfungsi untuk menghalau air hujan masuk ke dalam tenda. Buatlah parit kecil ini melingkari tenda sesuai dengan bentuknya kemudian berikan jalur pembuangan airnya sehingga air bisa mengalir tanpa harus tergenang di dalam parit.
  • Kumpulkan kelengkapan tenda yang tidak terpakai.
Jangan biarkan semua sisa kelengkapan tenda yang tidak terpakai berceceran di luar tenda karena rawan untuk kehilangan. Kelengkapan tenda seperti kantong tenda, sisa pasak dan tali tenda sebaiknya dikumpulkan dalam satu wadah dan masukkan ke dalam tenda agar terhindar dari kelupaan untuk membawanya.
  • Jangan memaksa keadaan.
Saat cuaca sedang hujan lebat yang disertai angin kencang, saat itulah kekuatan tenda akan di uji. Jika anda mengalami suatu kondisi yang mengkhawatirkan terhadap tenda yang rawan patah, sebaiknya segeralah berpindah tempat untuk mencari lokasi yang lebih aman.
 Dengan memperhatikan faktor kondisi lapangan terlebih dahulu sebelum mendirikan tenda, diharapkan dapat lebih membuat rasa aman dan nyaman bagi seorang pendaki dalam menghuni rumahnya yang bernama tenda. Dengan tidur yang nyaman di tenda tentunya akan memulihkan tenaga yang telah habis setelah seharian penuh berjalan. Selamat bermalam!

Minggu, 14 September 2014

SURVIVAL DASAR BAGIAN 2

Ada 5 dasar keahlian survival yang harus diketahui dan difahami oleh seorang petualang alam. Di sini Saya akan menurunkan hanya prinsip-prinsip dasarnya saja, bukan penjelasan mendetailnya. Sebelum membahas 5 dasarsurvival tersebut, ada satu elemen terpenting di dalamsurvival yang harus menjadi titik perhatian, yaitu apa yang ada di antara dua telinga Anda, otak. Satu hal yang penting lagi adalah : JANGAN PANIK, karena kepanikan akan menyebabkan segala pengetahuan dan pengalaman Anda hilang.
Dasar Pertama : Api
Api adalah elemen penting dalam survival, bahkan mungkin api adalah sahabat utama kita di kala kita tersesat di alam liar. Api dapat berguna untuk sumber cahaya bagi kita ketika gelap, menyediakan kehangatan di kala dingin, menjauhkan hewan buas, memasak makanan dan air, dapat digunakan sebagai sinyal penyelamatan dan untuk memurnikan air.
Sebelum Anda melakukan aktivitas outdoor, pastikan Anda membawa sumber api (korek, pemantik dan semisalnya) yang cukup untuk minimal persediaan dua hari. Beberapa api unggun kecil, lebih menghangatkan dibandingkan satu api unggun yang besar. Lebih baik, mengumpulkan kayu bakar secukupnya untuk satu malam, dan kumpulkan lagi sejumlah yang sama untuk keesokan harinya daripada langsung mengambil banyak untuk satu malam.
Perapian yang baik haruslah diatur sedemikian rupa sehingga kayu dapat terbakar secara merata. Dengan penyusunan perapian yang baik dapat memberikan berbagai fungsi. Selain untuk menghangatkan tubuh, memasak, juga dapat dijadikan alat penghalau binatang.
Untuk mendapatkan perapian yang baik, diperlukan kayu/ranting yang kering dan mudah terbakar. Perapian yang baik biasanya dimulai dari ranting-ranting kecil untuk dijadikan fire starter. Untuk selanjutnya dapat dilanjutkan dengan kayu-kayu yang lebih besar.
Apabila Anda kehabisan pemantik atau korek, maka Anda harus memutar otak untuk membuat api. Ada beberapa cara/teknik tradisional yang cukup ampuh, namun membutuhkan kesabaran, usaha yang tak kenal lelah dan keahlian.
Beberapa teknik membuat api tanpa korek/pemantik :
1. Memantik
Cara ini dilakukan dengan membenturkan atau menggesekan dua benda keras. Dapat dilakukan dengan dua benda yang sejenis ataupun dengan dua benda yang berbeda jenis. Cara yang dapat digunakan bermacam-macam, yang penting adalah dapat menimbulkan bunga api.
Salah satu caranya adalah dengan memaku kayu bidang datar hingga yang tampak bagian kepalanya saja. Kemudian gesekan/benturkan batu atau logam ke arah kepala paku tersebut. Gesekan dengan sedikit ditekan dan agak cepat hingga menimbulkan bunga api dan diarahkan ke sabut kering, daun kering atau semisalnya yang mudah terbakar. Jika sudah ada titik api tertangkap, segera tiup-tiup untuk menghidupkan api,
2. Gergaji Api (Fire Saw)
Cara ini membutuhkan tenaga yang cukup besar dan kuat. Cara ini memanfaatkan efek panas akibat gesekan kayu. Metodanya seperti menggergaji kayu dengan kayu lainnya, sehingga menimbulkan bunga api. Biasanya kayu yang digunakan berbeda antara kayu satu dengan kayu yang lainya. Kayu yang dipilih adalah kayu yang empuk sehingga tidak terlalu sulit dalam melakukan penggergajian. Ketika mulai muncul asap, segera arahkan ke sabut kering dan tiup-tiup agar api segera terbentuk.
3. Fire Thong
Fire Thong adalah cara mendapatkan api dari sehelai kulit kayu atau rotan kering yang ditarik menyilang di atas sepotong kayu atau rotan kering. Kulit rotan tersebut dililitkan pada sebatang pohon yang empuk, lalu ditarik oleh tangan kanan dan kiri secara bergantian. Pada bagian bawahnya diberi sabut, kawul, atau dedaunan kering yang siap menangkap bunga api.
Dasar Kedua : Shelter
Shelter adalah segala hal yang berguna untuk melindungi tubuh dari hujan, panas matahari, angin, dingin dan lingkungan sekitar. Shelter pertama kita adalah tentu saja pakaian yan kita gunakan. Oleh karena itu, perhatikanlah pakaian Anda sebelum Anda melakukan petualangan kea lam. Sebab, tiap lingkungan pasti membutuhkan pakaian yang berbeda. Upayakan untuk menggunakan pakaian yang tahan dingin di kala malam, menyerap keringat dan mudah kering, serta berbahan material yang kuat, tidak mudah rusak atau robek. Selain itu, topi juga cukup penting.
Kemudian, baru kita beranjak ke shelter sebagai tempat berteduh. Jangan membuang-buang tenaga apabila alam telah menyediakan shelter bagi Anda, seperti gua, batu besar, cekukan tebing, pohon besar atau lubang di tanah. Tapi ingat, pastikan :
  • Shelter alami tersebut bukanlah sarang binatang buas.
  • Shelter tersebut tidak rawan longsor dan runtuh.
  • Shelter tersebut tidak mudah disapu air, banjir, hujan dls
  • Shelter tersebut tidak mengeluarkan gas beracun. Caranya dengan memasukkan obor ke dalamnya, jika obor tetap menyala, maka bisa dikatakan bebas gas beracun.
  • Jika berteduh di bawah pohon, pastikan pohon tersebut adalah pohon yang kokoh tidak mudah tumbang, dan tidak berbuah dengan buah yang besar yang dapat membahayakan apabila jatuh menimpa.
Namun, apabila kita tidak mendapati shelter alami, maka kita bisa membangun shelter sendiri, baik dari bahan-bahan yang kita bawa sendiri (seperti tenda, ponco, doom, dls) ataupun dengan mengumpulkan dari alam (seperti ranting, pelepah, dls). Tetap harus melihat posisi untuk membangun shelter, diantaranya :
  1. Jangan membangun shelter di tempat yang riskan tergenang air (banjir), seperti di tepi sungai. Walaupun tempat itu terlihat bersih dan kering, akan sangat berbahaya apabila datang hujan.
  2. Usahakan dalam pembuatan shelter tidak dibawah pohon yang berdahan rapuh atau di bawah pohon kelapa. Karena dapat membahayakan jika dahan rapuh atau buah kelapa itu jatuh menimpa shelter kita.
  3. Tidak di tempat yang dicurigai sebagai sarang binatang buas atau sarang nyamuk/serangga. Karena dapat mengganggu kenyamanan beristirahat.
  4. Bahan pembuat shelter harus kuat dan pengerjaannyapun sebaik-baiknya, karena akan mempengaruhi dalam kenyamanan kita.
Dasar Ketiga : Signalling
Signalling atau memberikan tanda kepada orang yang mencari kita adalah sangat penting. Tanpa melakukan hal ini, keberadaan kita akan sulit untuk bisa ditemukan. Ada bermacam cara untuk memberikan sinyal bahwa kita masih hidup dan memerlukan pertolongan, mulai dari api, senter, penanda dengan warna cerah, bendera, cermin, peluit dls.
Anda dapat menggunakan cermin ketika anda melihat helikopter, dan senter pada malam hari. Membuat api buatan dengan asap yang berkepul juga sangat membantu. Anda dapat membuatnya dengan cara membakar material-material organik yang agak lembab. Anda juga dapat menulis kata SOS besar di atas dasar pasir pantai atau tanah gembur yang terbuka. Intinya, Anda harus kreatif agar bisa menarik perhatian orang agar segera bisa menemukan Anda.
Dasar Keempat : Air dan Makanan
Air dan makanan adalah kebutuhan vital bagi kita. Tanpa hal ini, Anda tidak akan bisasurvive atau bertahan hidup. Teknik pertama adalah, hematlah di dalam makan dan minum, terutama air, karena kita hanya mampu bertahan selama 3 hari tanpa air. Minumlah di saat dingin pada sore hari, dan jangan banyak melakukan aktivitas di siang hari yang terik. Jangan menunggu persediaan air Anda habis baru mencari air. Apabila Anda tidak mendapati sungai atau air tawar, maka Anda dapat melakukan hal berikut :i
  • Carilah batang-batang atau ranting pohon yang diduga menyimpan banyak air. Potong dan kupas. Hati-hati, sebab acap kali bukan air yang didapat tapi getah beracun.
  • Gunakan scarf atau kain yang mudah menyerap air, dan sapukan pada tanaman yang banyak mengandung embun di pagi hari. Kumpulkan sampai kain basah dan peras di dalam wadah. Lakukan sampai air mencukupi.
  • Carilah lumut yang tumbuh di bagian pohon yang lembab/jarang terkena sinar matahari, lalu kumpulkan dan bungkus di dalam scarf Anda, lalu peras sampai keluar airnya.
  • Kumpulkan daun-daun yang hijau, atau tanaman yang segar, masukkan ke dalam lubang tanah yang telah di alasi ponco (jas hujan) dan tutup dengan plastik atau ponco. Biarkan terkena terik matahari sampai menguap dan menempel di plastic penutup. Kumpulkan uap tersebut dan tampung.
  • Jika wilayah tersebut sering hujan, segera buat penampung air dari ponco yang dialas di atas tanah berlubang atau bercekuk, untuk menadah air hujan.
  • Jika di pantai, kumpulkan air laut, lalu masak sampai mendidih dan tutup atasnya dengan plastik atau wadah untuk mengumpulkan uap airnya. Anda juga bisa menggunakan terik matahari dengan menampung air laut di ponco kemudian biarkan menguap dan kumpulkan uapnya.
  • Dan masih banyak teknik-teknik lainnya.
Jangan lupa, jika memungkinkan, pastikan Anda menyaring air yang Anda dapat dengan kain untuk memisahkan partikel-partikel padat, dan memasaknya selama kurang lebih 10 menit sampai mendidih. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan terjadinya infeksi atau penyakit. Sebab, jika Anda mengalami sakit, maka Anda akan sulit untuk bisa bertahan hidup.
Selain itu, kumpulkan makanan yang Anda yakin aman dimakan. Jangan memakan buah-buahan atau daun yang Anda tidak mengetahuinya. Sebab sangat riskan dan berbahaya sekali apabila beracun. Secara umum, daun yang aman dimakan adalah yang tidak bergetah, tidak berambut, tidak berbau menyengat dan tidak mengandung lapisan lilin.
Dasar Kelima : First Aid (P3K)
First Aid (P3K) amatlah penting sebelum Anda melakukan petualangan. Obat-obatan penghilang nyeri, salep desinfektans, perban kecil dan semisalnya adalah komponen utama yang harus Anda sediakan sebelum Anda berpetualang. Ketika Anda mengalami cedera, maka hal pertama yang harus Anda lakukan adalah : JANGAN PANIK!!! Tetap tenang dan berfikir. Lakukan cara STOP, yaitu SIT (duduk), THINK(berfikir), OBSERVE (mengamati sekitar) dan PLAN (buat rencana). Ini adalah hal penting yang harus Anda lakukan sebelum lainnya. Anda harus berupaya menjaga agar otak dan fikiran Anda tetap bisa berfungsi secara rasional, dan ini adalah dasarfirst aid pertama yang harus Anda lakukan. Setelah itu baru Anda menganalisis dan membuat ceklist, apa saja yang kira-kira Anda perlukan dan lakukan.
Inilah 5 dasar utama untuk bisa survival di alam. Jangan lupa, selain usaha, tawakkaljuga sangatlah penting. Ingatlah terus bahwa hidup Anda berada di tangan Alloh, maka berdoa dan memintalah kepada-Nya, agar Anda diselamatkan.
Dirangkum dari beberapa sumber.

DASAR DASAR SURVIVAL ALAM BEBAS

Dasar-Dasar Survival

6052009
survival
Survival adalah suatu usaha untuk mempertahankan diri dari suatu situasi dan kondisi yang mengancam keselamatan. Jika kita berhasil keluar dari situasi dan kondisi tersebut berari kita survive (mampu mempertahankan diri). Subyek yang melakukan nya disebut survivor.
Situasi dan kondisi yang mengancam keselamatan tersebut tidak pernah kita harapkan ketika resiko-resiko tersebut tidak terprediksikan dan hambatan-hambatan tidak bisa kita atasi, tak ada jalan lain, agar kita bisa survive seharusnya kita mengerti akan teknik survival.

survival dalam gua es
beberapa hal yang diperlukan dalam survival antara lain :
1. Jangan panik, kuasai diri, jangan cemas
2. Berfikirlah secara jernih dan logis
3. Periksalah apa yang kita miliki pada saat itu
4. Rencanakan sesuatu
5. Bertindaklah dengan tenang dan taktis
Inti dari hal-hal di atas adalah bagaimana kita dapat mengikuti alur situasi yang sedang berlangsung, tanpa dikendalikan oleh situasi tersebut.
Tindakan Dalam Menghadapi Kondisi Survival
Usaha yang perlu kita lakukan agar dapat keluar dari kondisi survival dapat kita ketahui dari kata kunci survival itu sendiri. setiap huruf dari kata “survival” merupakan singkatan dari langkah-langkah yang harus kita lakukan bila kita berhadapan dengan kondisi survival
S : Size up the situation
Sadarilah kondisi survival ini. Bagaimana kesehatan teman-teman maupun diri sendiri. Apakah ada yang cedera? Berapa banyak persediaan makanan yang tersisa? Dalam lingkungan seperti apakah kita berada?
U : Undue Haste makes waste
Tindakan yang terburu-buru cenderung menghasilkan kesia-siaan. Berpikir dan bertindaklah dengan bijaksana. Setiap langkah harus dipikirkan secara seksama.
R : Remember where You are
Pengenalan akan lingkungan/daerah sekitar memberikan rasa kenal yang berpengaruh terhadap rasa aman. Apapun yang kita putuskan untuk diam ataupun mencari bentuan, pengenalan medan merupakan hal yang esensial.
V : Vanquish fear and panic
Kuasailah rasa takut dan panik. Merasa takut adalah normal dan perlu. Tekut merupakan reaksi tubuh yang normal dan berfungsi menyiapkan tubuh dalam menghadapi kondisi. Namun rasa takut harus dikuasai dan dikontrol. Bila tidak maka rasa takut akan meningkat menjadi panik. Panik akan mengakibatkan orang bertindak terburu-buru dan membuang energi. Panik juga dapat diakibatkan oleh rasa sepi, yang mengakibatkan putus asa.
I : Improvise
Salah satu cara mengatasi rasa takut adalah dengan mengisi waktu yang ada dengan kegiatan-kegiatan yang ditujukan pada usaha mengatasi kondisi survival. Menerima kondisi yang ada dan berdasarkan hal itu, merencanakan, mengusahakan kebutuhan-kebutuhan dasar dengan berimprovisasi. Ubahlah cara pandang terhadap apa yang ada. Inilah hal yang terpenting dalam berimprovisasi. Sebuah balok tidaklah sekedar sebuah balok, tetapi bisa menjadi bahan dasar bivak, api, pakaian, dan sebagainya.
V : Value living (Hargailah hidup!)
Merupakan hal yang terpenting dalam kondisi survival. Bagaimana sikap kita terhadap hidup akan mempengaruhi kemampuan untuk bertahan. Orang dapat bertahan/berimprovisasi, dan dengan itu keluar dari kondisi survival karena mereka menghargai hidup dan tidak beputus asa.
A : Act like the natives
Belajarlah dari penduduk setempat. Mereka lebih mengenal dan menguasai medan. Jika bertemu dengan penduduk setempat bersikaplah ramah.
L : Learn basic skills
Belajarlah dan latihan teknik-teknik dasar. Jaminan yang terbaik adalah menguasai dan memahami teknik-teknik dan prosedur survival, sehingga merasuk dan dapat dikerjakan secara otomatis. Berlatih dan tambah/tingkatkan pengetahuan tentang survival.
Dari kata-kata di atas dapat disimpulkan bahwa survival lebih merupakan sikap mental daripada penguasaan pengetahuan. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pengetahuan harus diabaikan.
survival kits
Unsur-Unsur Survival
Unsur-unsur dimaksud adalah hal minimal yang harus diuasahakan agar kita berhasil dalam melakukan survival.
Unsur-unsur tersebut adalah :
1. Air
2. Api
3. Makanan
4. Perlindungan
Air
Kebutuhan air
Untuk kondisi normal manusia dapat hidup tanpa air dalam keadaan tubuh sehat maksimal selama 4 hari. Akan mati 8-12 hari. Bila ada air tetapi tidak ada makanan, orang akan bertahan selama 3 minggu. Sedang kebutuhan manusia akan air minimal 2,5 lt/hari.
Syarat Mutu air
Air yang dikonsumsi manusia ideal harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Syarat fisik
Tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna dan sejuk (dibawah suhu sekitarI, jernih.
2. Syarat bakteriologi
Angka kuman 1cc kurang dari 100, Bakteri coli tidak ada dalam 100cc air
3. Syarat Chemis
Zat yag ada kurang dari 100 mg/lt, Zat organik kurang dari 10mg/lt, Mengandung fluor dan yodium.
Pencarian air
1. Pada daerah berbatu
Bila daerah ini bekas aliran lava, carilah rembesan air pada dinding lembah yang memotong aliran lava. Pada daerah berbatu kapur dapat dijumpai banyak mata air, sebab permukaannya mudah larut sehingga mudah dilalui air. Pada daerah berbatu granit air ada di pinggir, pada bagian rumput yang paling hijau, galilah kemudian tunggu sampai air merembes keluar. Pada daerah berbatu campur pasir, carilah saluran air yang biasanya terdapat di sepanjang dinding lembah yang memotong lapisan pasir yang berpori.
2. Daerah Pantai
Gali bagian pasir yang lembab. Bila airnya payau dapat disaring dengan pasir. Gali lubang kecil beberapa meter dari garis pantai saat pasang nail, setelah air keluar hentikan penggalian. ambillah bagian atas dari air tersebut, sebab bagian bawah merupakan endapan air asin.
3. Daerah Pegunungan
Galilah pada dearah bekas aliran sungai. Biasanya ada air di bawah tanah atau di bawah batu. Pada hutan lumut, ambil lumut dan peras airnya. Cari air di daerah lembah, karena dasar lembah dekat dengan permukaan air tanah.
survival1
Makanan
Pada bahasan kali ini dimaksudkan agar kita dapat bertahan dengan mengkonsumsi makanan yang ada di sekitar kita. bahan makanan tersebut bisa berupa hewan maupun tanaman.
Ciri-ciri tumbuhan yang dapat dimakan adalah:
1. Tidak bergetah susu, yang biasanya menyebabkan rasa gatal di mulut dan warnanya mudah berubah bila bereaksi dengan udara.
2. Tidak terdapat bulu pada permukaan batang dan daun
3. Tidak menimbulkan rasa panas, pahit, dan masam bila dimakan
4. Tidak berbau langu
5. Warnanya tidak mencolok
6. Tidak di hindari oleh hewan
Kecuali tanaman-tanaman yang telah dikenal dengan baik sebaiknya syarat-syarat di atas dipenuhi. Hindari mengkonsumsi satu jenis tumbuhan secara berlebihan.
Pada umumnya hewan dapat dimakan. Contoh : cacing, ular, belalang, ayam hutan, babi hutan, dll.
survival2
Api
Api diperlukan sebagai pemberi kehangatan, memasak makanan, penerangan, tanda permintaan pertolongan, meningkatkan kondisi psikis, dll
Unsur pembuat api :
1. Penyala
Kayu kecil, serbuk kayu, ranting pinus, kulit palmae, dll
2. Pembakar
Kayu mati, dahan kering, rumput, kotoran binatang yang kering, dll
Penyala api darurat
1. Berbagai benda yang mengandung lensa. contoh : kamera, teropong, dll
2. Gesekan kayu dengan kayu. biasanya menggunakan bambu
3. menggunakan busur dan gurdi
survival4
Perlindungan
Biasanya disebut bivak/tempat perlindungan sementara. akan tetapi harus memenuhi syarat melindungi diri dari hujan, dingin, panas, serangga, dan binatang lain.
Syarat mendirikan bivak antara lain :
1. Syarat Kesehatan
Ada sumber air untuk makan dan minum pada jarak yang dekat, mudah mengalirkan air yang kotor, tanah mudah menyerap air/cepat kering, Tanah tidak berbau atau beruap, contoh : kuburan.
2. Syarat teknis
Dekat sumber bahan bivak, dekat kayu bakar.
Tujuan dari syarat-syarat dimaksud adalah agar dalam mendirikan bivak cepat dan tepat untuk keperluan tugas. sedang lokasi yang memenuhi syarat adalah daerah ketinggian, bukan di sungai kering dan jangan dibawah pohon dan ranting lapuk.
Jenis dan macam tempat perlindungan :
1. Alam
contoh yang lazim adalah ceruk-ceruk atau gua.
2. sementara
– dengan ponco , bisa bentuk miring atau tenda, atap yang rendah biasanya membuat suhu di dalamnya lebih hangat.
– dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia di alam, contohnya daun palmae, ranting, dahan ,daun, dll
– semi permanen, menggunakan kerangka, mempunyai dinding, dan pintu, contohnya gubug, tenda. 
Demikian semoga bermanfaat . . .

Rabu, 10 September 2014

MATERI DASAR TEHNIK PANJAT TEBING

I. SEJARAH FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA
            FPTI didirikan pada tanggal 21 April 1988, dengan dukungan beberapa pengurus cabang serta pengurus daerah lain. Dengan tujuan menciptakan pemanjat indonesia yang mampu berprestasi baik ditingkat nasional maupun internasional.
Sebagai pendamping pemerintah dalam pembinaan dan pengembangan kegiatan panjat tebing indonesia, FPTI berada di bawah koordinasi Menteri Pemuda dan Olah raga sesuai rapat Paripurna Nasional I tahun 1991, Tahun 1992 sudah direncanakan menjadi anggota Komite Olahraga Nasional (KONI) dan Union Internasional Des Associations D`Alpinisme (UIAA)

II. ETIKA DALAM PEMANJATAN
Pada dasarnya Pemanjat Tebing dimanapun itu paling alergi dengan peraturan-peraturan yang resmi. Inilah uniknya dari olahraga yang satu ini, Olahraga ini tidak membutuhkan aturan tertulis dibandingkan dengan olahraga yang lain.
Namun pada perkembangannya ketika panjat dinding mulai berkembang menyamai olahraga panjat tebing alam sehingga diperlukan aturan yang tertulis. Untuk itu di bentuk aturan pertandingan yang `Fair` yang aturan tersebut dibuat dan disesuaikan dengan kondisinya. Maka diciptakan kata `Kode Etik` yang merupakan adaptasi dari kata `peraturan`.
Adapun isi Kode etik tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Pemanjatan pertama mungkin meliputi pembersihan seminimum mungkin tanaman dan batuan asli yang lepas dari titik penambatan untuk turun. Merusak pegangan dan pijakan tidak diperkenankan.
  2. Pemakaian Piton harus di jaga seminimum mungkin.
  3. Pemakaian bor hanya digunakan sebagai alternatif terakhir.
  4. Pemakaian Magnesium hanya digunakan ketika dibutuhkan.
  5. Dalam suatu kasus ketika pemanjatan jatuh, pemanjat tersebut harus turun ke tempat pengaman terakhir, dan ia dapat beristirahat di tebing dan dapat kembali melanjutkan pemanjatan.
  6. Bergantung ditali sesudah jatuh disebut `Hand Dogging`, dan jatuh dari runner disebut`yoyoing`.  

III. DEFINISI PANJAT TEBING/ROCK CLIMBING
Pada dasarnya Panjat Tebing adalah suatu olahraga yang mengutamakan kelenturan dan kekuatan tubuh, kecerdikan serta keterampilan baik menggunakan Peralatan maupun tidak dalam menyiasati tebing itu sendiri dengan memanfaatkan cacat batuan.

IV. KATEGORI TEBING BERDASARKAN BENTUKNYA
-          Face yaitu Permukaan tebing yang berbentuk datar.
-          Hang yaitu Bentuk sisi miring pada tebing.
-          Roof yaitu relief tebing yang berbentuk seperti teras terbalik.
-          Top yaitu puncak Tebing.

V. PELAKU DALAM PEMANJATAN
            Climber yaitu Orang yang melakukan Pemanjatan
-          Belayer yaitu orang yang mengamankan pemanjat

VI. MOTTO PANJAT TEBING
-          Otak yaitu seorang pemanjat membutuhkan keterampilan khusus dalam penguasan tehnik-tehnik pemanjatan dan peralatan.
-          Otot yaitu seorang pemanjat membutuhkan kekuatan khusus dalam pemanjatan dengan ini di butuhkan latihan-latihan seperti latihan fisik, beban dan senam kebugaran panjat tebing.
-          Hoki yaitu keberuntungan dalam pemanjatan baik itu keselamatan maupun suksesnya pemanjatan.
VII. ABA-ABA DALAM PEMANJATAN
-          On Belay yaitu Aba-aba yang diucapkan oleh seorang pemanjat bahwa ia telah melakukan pemanjatan.
-          Belay On yaitu Aba-aba yang diucapkan oleh seorang Belayer bahwa ia telah siap melakukan Pemanjatan.
-          Full yaitu Aba-aba yang diucapkan seorang climber kepada Belayer untuk mengencangkan tali pemanjatan.
-          Slag yaitu Aba-aba yang diucapkan seorang climber kepada seorang belayer untuk mengendurkan Tali pemanjatan.

VIII. SISTEM PEMANJATAN
a.       Alpine Tactics yaitu Sistem Pemanjatan yang ditempuh dengan tujuan mencapai puncak dengan membawa seluruh prlengkapan dan Peralatan pemanjatan biasanya climber bermalam diatas tebing/Flying Camp, tanpa kembali lagi ke shelter induk. Biasanya pada sistem ini seorang climber harus mempunyai kemampuan khusus dalam penguasaan tehnik-tenhik pemanjatan karena resiko pemanjatannya sangat tinggi.
b.      Himalayan Tactics yaitu Sistem pemanjatan yang dilakukan setahap demi setahap hingga mencapai puncak tanpa membawa seluruh perlengkapannya dan pemanjat kembali ke shelter induk.

IX. TEHNIK PEMANJATAN
a.       Free Climbing yaitu Tehnik memanjat yang hanya menggunakan keterampilan tangan dan kaki, sedangkan peralatan hanya digunakan untuk mengamankan diri pemanjat itu sendiri bila jatuh dan tidak digunakan untuk menambah ketinggian. Biasanya digunakan pada lomba memanjat.
b.      Bouldering yaitu Tehnik pemanjatan yang dilakukan pada tebing-tebing pendek secara rutinitas, biasanya dilakukan untuk melatih kemampuan seorang climber.
c.       Soloing yaitu Tehnik pemanjatan yang dilakukan baik tebing pendek ataupun tinggi dengan sendiri tanpa menggunakan peralatan.
d.      Aid (Artificial) Climbing yaitu biasanya pada tehnik pemanjatan ini, pemanjat menggunakan secara langsung peralatan untuk menambah ketinggian pemanjatannya. Biasanya digunakan pada pembuatan jalur.

X. GERAKAN MEMANJAT
Ada beberapa jenis gerakan yang digunakan pada dinding vertikal :
a.       Lay Back yaitu diantara dua tebing yang membentuk sudut tegak lurus, sering dijumpai retakan yang memanjang dari bawah ke atas. Gerakan ke atas untuk kondisi tebing seperti ini adlah dengan mendorong kaki pada tebing dihadapan kita dan menggeser-geserkan tangan pada retakan tersebut keatas secara bergantian pada saat yang sama. Gerakan ini sangat membutuhkan tenaga yang sangat besar.
b.      Chimey yaitu bila kita menemui dua tebing berhadapan yang membentuk suatu celah yang cukup besar untuk memasukkan tubuh, cara yang dilakukan adalah dengan menyandarkan tubuh pada tebing yang satu dan menekan atau mendorong kaki dan tangan pada dinding yang lain. Chimey terbagi atas beberapa macam yaitu Wriggling, Backing Up dan Bridging.
c.       Wriggling yaitu dilakukan pada celah yang tidak terlalu luas sehingga hanya cukup untuk tubuh saja.
d.      Backing Up yaitu dilakukan pada celah yang sangat luas, sehingga badan dapat menyusun dan bergerak lebih bebas.
e.       Bridging yaitu dilakukan pada celah yang sangat lebar sehingga hanya dapat dicapai apabila merentangkan kaki dan tangan selebar-lebarnya. 
f.       Traversing yaitu gaya pemanjatan yang dilakukan ke kiri ataupun ke kanan pada saat melakukan perpindahan gerak jalur pemanjatan.
g.      Undercling yaitu dilakukan apabila menghadapi pegangan terbalik, dimana tangan memegangnya secara terbalik dan menarik badan keluar, kemudian kaki naik mendorong badan keluar. Antara dorongan kaki dan tangan saling berlawanan arah sehingga dapat menimbulkan gerakan keatas.
h.      Cheval yaitu dilakukan pada batu yang yang biasa disebut punggungan (arete), pemanjat yang menggunakan cara ini mula-mula dudk seperti penunggang kuda pada arete, lalu dengan kedua tangan menekan bidang batu dibawahnya, ia mengangkat atau memindahkan tubuhnya keatas atau kedepan.
i.        Slab Climbing yaitu pemanjatan yang dilakukan pada tebing licin yang kondisinya tidak terlalu curam.
j.        Mantleshelf yaitu dilakukan apabila menghadapi suatu tonjolan datar (flat) yang luas sehingga dapat menjadi bidang untuk berdiri.

XI. JENIS PIJAKAN
  1. Friction step yaitu cara menempatkan kaki pada permukaan tebing dengan menggunakan bagian bawah sepatu (sol) dan mengandalkan gesekan karet sepatu.
  2. Edging yaitu cara kerja kaki dengan menggunakan sisi luar kaki (sepatu). Normalnya daerah penggunaan edging pada kaki sebelah kiri.
  3. Smearing yaitu tehnik berdiri pada seluruh pijakan di tebing.
  4. Heel Hooking yaitu tehnik yang digunakan untuk mengatasi pijakan-pijakan yang menggantung ataupun sulit dijangkau oleh tangan, Dengan kata lain kaki dapat di gunakan sebagai pengganti tangan.

XII. JENIS PEGANGAN
  1. Open grip yaitu pegangan biasa yang mengandalkan tonjolan pada tebing, biasanya di tonjolan tebing yang agak datar dan lebar.
  2. Cling grip (I) yaitu jenisnya sama dengan di atas namun pegangannya agak sedikit lebih kecil dan mirip dengan mencubit.
  3. Cling grip (II) yaitu jenisnya sama dengan diatas tetapi ditambah dengan menggunakan ibu jari untuk menahan kekuatan tangan.
  4. Vertikal grip yaitu pegangan veritkal yang menggunakan berat badan untuk menariknya kebawah.
  5. Pocket grip yaitu pegangan yang biasa digunakan pada tebing batuan limestone (kapur) yang sering banyak lubang.
  6. Pinch grip yaitu  pegangan yang digunakan untuk memegang tonjolan pada tebing, bentuknnya seperti mencubit.

XIII. PERALATAN PANJAT TEBING
  1. Tali/Carnmantel berfungsi sebagai pengaman pemanjat apabila terjatuh.
  2. Webbing.
  3. Carabiner
  4. Piton
  5. Runners
  6. Prusik/sling
  7. Harness
  8. Hammer
  9. Tangga
  10. Chock stopper
  11. Chock hexentric
  12. Friend
  13. Tri Cam
  14. Bolt
  15. Jummar
  16. Helm
  17. Sky Hook/Fifi Hook
  18. Chalk bag
- See more at: http://mapala-unsultra.blogspot.com/2013/01/materi-dasar-tehnik-panjat-tebing.html#sthash.geCEIt2L.dpuf

MACAM - MACAM SIMPUL / TALI TEMALI

Macam macam simpul (tali temali)

1.8 knot / simpul 8














2.water knot / simpul Pita










3.girth hitch knot / simpul Jangkar










4.double fisherman knot / Dobel Nelayan










5.Perusik Knot / Simpul Perusik









6.Bowline Knot / Simpul Kambing










7.Bunny Ears Knot / double 8












8.clove hitch / simpul pangkal










9.buterfly knot / Simpul kupu-kupu














macam macam simpul dalam pramuka, macam macam simpul tali temali, macam macam simpul tali sepatu, macam macam simpul dan fungsinya, macam macam simpul tali pancing, macam macam simpul dasi, artikel macam macam simpul, kumpulan macam macam simpul, teknik tali temali, artikel tali temali, tali temali pdf, tali temali pecinta alam, tali temali pramuka, materi tali temali, makalah tali temali, tali temali kapal.

Sabtu, 12 April 2014

MAKANAN DI ALAM LIAR UNTUK SURVIVAL


Setiap kegiatan di alam bebas selalu beresiko untuk mengalalmi keadaan darurat. Contohnya saja tersesat dan kehabisan bahan makanan. Hal ini menuntut kita untuk melakukan survival agar dapat bertahan hidup. Berdasarkan sumber dariThe Nature Conservancyhutan hanyalah mencakup sekitar 2% dari permukaan bumi. Namun, hutan merupakan tempat hidup untuk 50% dari semua tumbuhan dan hewan. Dalam 4mil2 (10km2) luas hutan tropis dapat berisi sebanyak 1500 tanaman berbunga dan 750 spesies pohon. Para ahli mengatakan,” jumlah tumbuhan berbunga di Indonesia ada 25.000 jenis. Itu merupakan 10% dari keseluruhan jenis tumbuhan berbunga yang ada di dunia.” Jika ditambah dengan tumbuhan yang tak berbunga danjamur, maka jumlahnya berlipat-lipat. Dari keseluruhan jenis tumbuhan tersebut ada yang beracun dan tidak beracun. Oleh sebab itu pengetahuan tentang tumbuhan sangatlah penting untuk diketahui oleh para penggiat alam bebas agar tidak celaka hanya karena tidak mampu membedakan tumbuhan beracun dan tidak beracun.
A. PEDOMAN PENTING
Dalam memilih tumbuhan yang akan dimakan gunakan beberapa kunci penting di bawah ini:
· makan tumbuhan yang sudah dikenal
· pilih tumbuhan yang tidak hidup sendiri atau soliter
· jangan hanya memakan tumbuhan sejenis saja
· pilihlah tumbuhan yang juga dimakan oleh hewan
· cara memakan buah yang baru dikenal adalah dengan mengoleskan sedikit ke bibir, tunggu reaksinya. Apabila tidak bereaksi (terasa panas atau gatal) berarti aman untuk dikonsumsi.
· masaklah terlebih dahulu sebelum dimakan
· jangan makan tumbuhan berwarna ungu, karena dikhawatirkan mengandung racun alkaloidz
B. TUMBUHAN BERACUN
Tumbuhan beracun merupakan tumbuhan yang berbahaya karena memiliki kandungan zat yang berbahaya bagi tumbuh. Dampak yang ditimbulkan bila kita makan bias saja gatal pada kulit, diare, dan terparah berakhir pada kematian.
Ciri-ciri tumbuhan beracun :
· berbau tidak sedap dan bisa membuat pusing
· tumbuhan bergetah yang dapat membuat kulit gatal, bergetah pekat, berwarna mencolok, berbulu, permukaannya kasar, berwarna mengkilat, berduri, dan berdaun kasar atau liat
· tumbuhan dengan buah berwarna putih atau kuning
· buahnya terasa pahit dan berlendir
C. TUMBUHAN TIDAK BERACUN
Tumbuhan tidak beracun merupakan kebalikan dari tumbuhan beracun. Ini tidak berbahaya untuk dimakan karena berguna untuk tubuh. Bagian tumbuhan yang dapat memberi energi yang cukup adalah umbi bat
ang/akar setelah itu baru buah, biji dan daun.
Ciri-ciri tumbuhan tidak beracun:
· tidak mengandung getah susu, tidak berbulu
· dimakan oleh hewan
· tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap

Macam tumbuhan tidak beracun:
Bagian Umbi : umbi talas (Colocasia sp), kentang, bengkuang, paku tanah
Bagian batang: umbut muda pisang, sagu, begonia (begonia sp), bambu yang masih muda (rebung) (Bambosa sp), Pakis dalamnya berwarns putih, tebu, umbut paku tiang muda ketebon (Genostegia hirta), umbut palem muda (Fampalmae)
Bagian buah : kelapa, arbei hutan (Rubus sp), konyal (markisa hutan) (Passiflora quadrangularis), nipah (dirawa), asam jawa, juwet, senggani atau herendong (malastoma pollyantum), ceplukan (Physalis angilata), pisang hutan (Musa sp) buah jantung, batang, bongkol pisang muda, anggur hutan
Bagian biji : padi, jagung, biji rumput teki (di Madura), biji saniten yg sudah tua, biji muda sengon (Alibizia lophanta)
Bagian bunga : turi (Sesbania glandiflora), pisang,bunga honje dan kecombrang (Nicolaria sp)
Bagian daun : rasamala muda (Altingia excels), mlinjo, babadotan, tespong, antanan/gagan atau kaki kuda (Cantella asiatica),selada air (Nasturtium officinale), daun singkong, daun muda paku tiang (Alsophia glauca)
D. JAMUR
Selain tumbuhan di atas jamur juga bisa menjadi dewa penyelamat jika tersesat. Menurut literatur, sudah ditemukan 38.000 jenis jamur di seantero dunia.Diantaranya ada yang enak dimakan. Tapi sayang yang tidak boleh dimakan karena beracun lebih banyak lagi.Cara mengetahui jamur yang layak dimakan atau yang tidak beracun bisa dilihat dari bentuk, warna, dan tempat tumbuhnya.
Ciri-ciri jamur beracun:
· warnanya mencolok, berbau tidak sedap lantaran kandungan asam sulfida atau amonia
· nasi akan berubah kuning bila dicampur dengan jamur beracun
· sendok akan berubah jadi hitam bila dimasukkan dalam masakan isi jamur beracun
· bila diraba mudah hancur
· punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
· tumbuh dari kotoran hewan
· mengeluarkan getah putih
· jika diiris dengan pisau perak atau digoreskan pada perkakas perak akan meninggalkan warna biru. Ini disebabkan karena kandungan sianida atau sulfida yang beracun
· bagian payung yang berwarna merah berbintik-bintik putih
· dapat berubah warna jika dipanaskan
· warna payungnya gelap atau mencolok. Misalnya biru, kuning, jingga, merah. Perkecualian untuk jamur kuping dengan payung warna coklat yang memang dapat dimakan
Ciri-ciri orang yang keracunan jamur:
1. selidiki apakah dia pusing, perut sakit terutama ulu hati, mual, sering buang air kecil, tubuh lemas,pucat
2. adakah darah dalam muntahannya
Macam jamur tidak beracun :
Jarum kuping (Aircularia judae), jarum tiram (Pleuretus ostratus)
Peringatan:
Jamur beracun sangat berbahaya jika sporanya menempel pada kulit, karena dapat menyebabkan gatal, bahkan melepuh. Jika tidak segera ditolong korban bisa meninggal setelah 3-7hari.