Jumat, 22 Juli 2011

CARA AGAR PAKAIAN SELALU TERLIHAT BARU

susilowandono.blogspot.com/ Bosan terus menerus membeli baju baru karena baju yang lama cepat belel? Atau warnanya pudar dan bahannya jadi melar? Mungkin ini akibat cara mencuci dan menyimpan yang salah. Agar baju terlihat senantiasa baru, ini triknya.


1. Jangan terlalu sering dicuci
Jika baju bersih hanya dipakai selama 2-3 jam dan tak terkena kotoran atau keringat, tak usah langsung dicuci. Gantung dan angin-anginkan saja. Proses pencucian dan pengeringan bisa mempengaruhi kualitas bahan pakaian.

2. Jangan pakai deterjen murahan
Deterjen murah memang membuat belanja bulanan jadi lebih hemat. Tapi budget belanja pakaian akan membengkak karena warna pakaian jadi cepat memudar. Berinvestasilah pada produk deterjen yang berkualitas. Atau gunakan cara natural: sebelum mencuci baju, rendam selama 10-15 menit di dalam bak berisi air yang sudah dicampur 2 sendok makan cuka. Ini berfungsi untuk menahan warna agar tak mudah luntur.

3. Pisahkan cucian
Ibu Anda mungkin sudah mengajari sejak dulu untuk memisahkan pakaian berwarna dengan pakaian putih. Namun akan lebih baik jika kita memisahkan cucian ke dalam 4 tipe:
- pakaian berwarna putih
- pakaian berwarna gelap (hitam, biru tua, coklat tua)
- pakaian berwarna cerah (pink, merah, kuning, dan warna-warna pelangi lainnya)
- pakaian lembut (yang harus dicuci dengan tangan seperti pakaian dalam, lingerie sutra, bikini, dan sebagainya)

4. Gunakan MSG untuk menghilangkan noda
Noda darah, minyak, minuman, dan makanan seringkali sulit dihilangkan dari pakaian. Trik untuk menghapusnya adalah dengan merendam pakaian di dalam air yang sudah dibubuhi satu sendok teh MSG alias vetsin. Setelah itu, cucilah seperti biasa.

5. Jangan bergantung pada mesin pengering
Meski memudahkan bagi kita, ada baiknya sesekali tinggalkan mesin pengering. Bahan pakaian yang dikeringkan secara alami akan lebih tahan lama dibanding yang selalu dimasukkan ke mesin pengering.

PERBANYAK SPERMA DENGAN MANGGA DAN ALMOND

susilowandono.blogspot.com - Informasi yang satu ini mungkin akan sangat berguna bagi mereka yang tengah mendambakan momongan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari Universitas Western Australia menemukan mengonsumsi mangga dan almond dapat meningkatkan produksi sperma.
Mangga dan almond yang kaya akan antioksidan, beta-karoten dan vitamin E dapat membantu pria untuk memproduksi lebih banyak sperma. Kombinasi dari ketiganya juga dapat melindungi sperma dari kerusakan.
Penelitian ini juga menemukan mengonsumsi buah dan sayur berwarna oranye seperti, wortel, dan labu dapat meningkatkan kualitas sperma.
"Ini adalah hal yang umum bahwa sperma berperang untuk dapat membuahi sel telur. Yang paling kompetitif akan menjadi pemenangnya. Kami menemukan sperma yang mendapatkan asupan antioksidan memiliki kecepatan tinggi dan kualitas prima," kata pimpinan penelitian, Leigh Simmons.

PETUNJUK PENGAMATAN SATWA DI ALAM



susilowandono.blogspot.com/ Sebelum melakukan pengamatan, terdapat beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dan persiapkan, yaitu :
Pakaian
Untuk mengamati satwa hendaknya tidak mengenakan pakaian berwarna cerah dan mencolok, karena hal ini akan membuat satwa takut dengan kehadiran Anda. Gunakanlah pakaian berwarna redup, seperti coklat atau hijau. Yang paling penting untuk diperhatikan adalah pakaian yang dikenakan harus nyaman, menyerap keringat, berkerah, mudah kering bila basah dan memiliki kantung untuk menyimpan buku catatan saku. Sebaiknya Anda menggunakan pakaian berlengan panjang, supaya tidak terganggu oleh gigitan serangga atau tergores duri. Jangan lupa menggunakan topi lapangan dan membawa payung.
Perlengkapan Pengamatan
Perlengkapan untuk pengamatan terdiri dari teropong, buku pengenalan jenis satwa (field guide) dan buku catatan lapangan.
Teropong, merupakan alat utama yang harus tersedia dalam melakukan pengamatan satwa. Teropong berukuran 8x30 dan 8x40 adalah yang paling ideal untuk pengamatan di hutan. Jika kita hendak mengamati burung di tempat terbuka, menggunakan teropong berukuran 10x40 akan lebih baik. Sedangkan bila kita akan mengamati satwa di tempat terbuka, teropong satu lensa (monocular) akan lebih baik lagi.
Buku pengenalan jenis (field guide), diperlukan untuk membantu kita mengenali jenis satwa yang kita lihat denga benar. Sayangnya, saat ini belum ada buku pengenalan satwa yang mencakup seluruh Indonesia.
Buku catatan lapangan, harus selalu dibawa oleh pengamat selama melakukan pengamatan. Buku ini sebaiknya memiliki sampul yang tahan air, tidak mudah terlipat dan berukuran kecil supaya dapat disimpan di saku baju atau celana. Jika buku pengenalan jenis sedang tidak ada atau jenis satwa yang diamati tidak dapat ditemukan dalam buku pengenalan jenis yang dibawa, buku catatan lapangan ini akan sangat berguna.
Cara Menggunakan Teropong
Untuk melakukan pengamatan satwa, sebelumnya kita harus menguasai cara-cara menggunakan teropong dengan benar. Berikut ini adalah panduan cara menggunakan teropong :
a. Carilah roda fokus dan penala okuler pada teropong.
b. Tutup lensa obyektif (lensa besar) sebelah kanan dengan tangan dan putar roda fokus hingga obyek terlihat jelas dengan mata kiri.
c. Tutup lensa obyektif sebelah kiri dan putar roda penala okuler hingga obyek terlihat jelas dengan mata kanan.
d. Sekarang teropong Anda sudah ditala untuk kondisi mata Anda, jangan lagi memutar penala okuler.
e. Jika hendak melihat obyek yang berbeda dengan teropong, gunakan roda fokus untuk memperjelas obyek.
Setelah bisa menggunakan teropong dengan baik, maka kita dapat memulai kegiatan pengamatan.
Cara Mengamati Burung
Hal pertama yang harus diingat selama melakukan pengamatan burung adalah bahwa penglihatan dan pendengaran burung sangat peka. Burung akan segera terbang dan menghilang dari pandangan apabila merasa terganggu dengan kehadiran kita. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini :
- Jangan bersuara dan berjalanlah secara perlahan-lahan.
- Jika memungkinkan, carilah tempat untuk persembunyian.
- Gunakan pakaian dan topi dengan warna yang redup (tidak mencolok).
- Amati burung sambil duduk, karena dengan duduk Anda akan dapat bertahan lebih lama mengamatinya.
Secara garis besar, teknis pencatatan hasil pengamatan burung di lapangan adalah sebagai berikut :
- Catat tanggal, waktu dan lokasi pengamatan.
- Gambarkan lokasi pengamatan (misalnya di perumahan, kebun, hutan, dan lain-lain).
- Catat kondisi cuaca pada saat melakukan pengamatan.
- Catat jenis-jenis burung yang dijumpai selama pengamatan.
Pada kenyataannya, di lapangan seringkali kita menemukan jenis-jenis burung yang relatif sulit untuk dikenali (diidentifikasi). Untuk jenis-jenis seperti ini kita harus melihatnya dari jarak yang cukup dekat, supaya bisa menggambarkannya dengan jelas di buku catatan lapangan. Gambar dalam buku catatan lapangan sebaiknya meliputi bentuk dasar, warna bulu sayap, warna kepala, bentuk paruh, warna perut dan ukuran tubuhnya. Untuk menentukan ukuran sebaiknya menggunakan burung-burung yang telah Anda kenal sebagai acuannya, misalnya lebih besar dari burung gereja, tetapi lebih kecil dari burung jalak. Jangan sekali-kali mengandalkan ingatan semata, tetapi harus selalu dibiasakan untuk menggambarkannya di buku catatan lapangan.
- Catat jumlah individu masing-masing jenis burung yang kita jumpai
Menghitung jumlah burung yang mengelompok seperti burung pantai, akan relatif sulit, terutama bagi pengamat pemula. Cara melatihnya adalah dengan mengamati sekelompok burung dan memperkirakan jumlahnya, kemudian hitung satu persatu. Adakah perbedaan antara jumlah sebenarnya dengan perkiraan kita?
- Catat aktifitas dari burung yang sedang Anda amati, misalnya sedang makan, berkicau, menisik, dan lain-lain.
- Catat interaksinya dengan lingkungan sekitar, misalnya sedang berkejaran dengan jenis burung lain atau sedang bertengger di atas kerbau, dan lain-lain.
- Kompilasikan data pengamatan Anda dalam suatu buku / lembar catatan pengamatan.
Mengenal Satwa Primata di Alam
Di dunia terdapat 195 jenis primata, 40 jenis diantaranya hidup di Indonesia. Dari 40 jenis tersebut, 5 diantaranya hidup di hutan alami Pulau Jawa, yaitu : Owa Jawa (Hylobates moloch), Surili (Presbytis comata), Lutung Jawa (Trachypitecus auratus), Kera ekor panjang (Macaca fascicularis) dan Kukang (Nycticebus coucang).
Primata atau jenis monyet merupakan hewan yang karena keunikannya banyak diteliti oleh para peniliti, baik dari manca negara maupun dari dalam negeri sendiri. Sejak dulu, satwa primata telah dieksploitasi oleh manusia untuk keperluan kehidupan manusia dan cenderung lebih bersifat negatif, seperti banyak dijadikan hewan percobaan dalam bidang medis, bahkan sering dijumpai sebagai satwa tontonan seperti sirkus dan sejenisnya.
Padahal, primata seharusnya tetap dilestarikan di alam, karena satwa ini banyak membantu manusia dalam menjaga kelestarian hutan, dan hutan merupakan sumber air, penjaga keseimbangan iklim, sumber bahan obat-obatan, sumber plasma nutfah, serta banyak lagi fungsi hutan lainnya yang bisa memberikan kelestarian bagi kehidupan manusia. Dan kegiatan pengamatan satwa primata akan memberikan keasyikan tersendiri apabila dilakukan di lingkungan tempatnya hidup, yaitu di hutan.
Cara Mengamati Primata di Alam
Siapkan alat-alat yang diperlukan untuk pengamatan, antara lain teropong, peta lokasi, kompas, altimeter, jam tangan, rain coat / payung, buku / lembar catatan, alat tulis, alat perekam seperti tape atau kamera, buku panduan lapangan tentang primata, pakaian dan tas lapangan yang memadai.
Lakukan pencarian / survey lokasi ke tempat-tempat primata biasa ditemukan. Setelah kelompok primata ditemukan, lakukan pengamatan dan catat data-data, seperti pohon tempat beraktivitas makan, istirahat, dan lain-lain. Hitung jumlah individu dalam kelompoknya. Coba untuk mengetahui jenis kelamin dan kehidupan sosialnya, seperti yang mana pimpinan kelompoknya, catat nama-nama bagian tumbuhan yang dimakan, dan lain-lain.
Dikutip dari buku "Panduan Singkat Pengamatan Satwa Liar", yang dikeluarkan oleh KONUS (Konservasi Alam Nusantara)

PERLENGKAPAN PERJALANAN

susilowandono.blogspot.com/ PERLENGKAPAN PERJALANAN
Terdiri dari :
1. Perlengkapan Dasar
2. Perlengkapan Tambahan
3. Perlengkapan Khusus
PERLENGKAPAN DASAR, diantaranya adalah : sepatu, kaos kaki, celana dan pakaian jalan, jas hujan / rain coat, topi lapangan, sarung tangan, ikat pinggang, rucksack / carrier / ransel, kantung tidur / sleeping bag, matras / alas tidur, peralatan navigasi, senter, peluit dan pisau.
Dalam memilih perlengkapan dasar, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1.Sepatu
-Pilih sepatu yang nyaman, tangguh, dapat melindungi dan cocok dengan aktivitas yang akan dilakukan. Bentuknya harus sesuai dengan ukuran kaki si pemakai. Sepatu yang baik harus menguntungkan bagi si pemakai dan kuat untuk pemakaian medan yang berat
-Untuk medan gunung hutan diperlukan sepatu yang melindungi alas kaki sampai mata kaki (melindungi sendi dan ujung jari kaki), dapat mencengkram pada permukaan licin dan tangguh di medan bebatuan, berkulit tebal, tidak mudah sobek apabila terkena duri dan bagian dalamnya lunak, serta masih memberikan ruang gerak bagi kaki. Bagian depannya harus keras, untuk melindungi ujung jari kaki apabila terantuk batu (tidak dianjurkan memakai sepatu pekerja tambang yang pada bagian depannya teramat keras karena memakai besi, selain berat, juga akan merusak jari kaki karena adanya perubahan suhu).
-Bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segala arah dan cukup kaku, bentuknya biasanya bergerigi dengan dua arah, yang satu arahnya ke depan, berguna untuk memberikan pijakan yang kuat pada medan yang mendaki, yang satunya lagi mengarah ke belakang berguna untuk memberikan pijakan yang kuat pada medan menurun.
-Ada lubang ventilasi yang bersekat halus, untuk memberikan nafas pada kulit telapak kaki.
-Sepatu TNI cukup baik untuk digunakan, tetapi bagian sampingnya harus dimodifikasi dengan membuat semacam ventilasi, diberikan alas tambahan (insoles) berupa nylon tipis yang membuat lapisan udara antara kulit kaki dengan alas sepatu, sehingga sepatu nyaman dipakai tanpa dan tidak menjadi berat saat basah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
-Lecet, walaupun hanya luka kecil, namun sangat mengganggu perjalanan. Penyebab lecet mungkin karena sepatu yang kita gunakan kurang cocok (terlalu longgar atau sempit), kaos kaki kurang tebal ataupun sepatu yang kita kenakan masih baru dimana kulitnya masih tebal dan keras. Untuk itu peliharalah kaki kita dengan baik, sering-seringlah kita buka sepatu dan kontrol kaki, peliharalah kebersihan kaos kaki (usahakan kaos kaki kita tetap dalam keadaan kering). Yang penting kita harus mengenal sepatu yang akan kita pakai. Sepatu yang kita gunakan akan lebih baik lagi apabila telah sering kita pakai (yang masih laik pakai tentunya).
-Bersihkan kaos kaki, sepatu dan perlengkapan sepatu kita sesering mungkin.
-Jangan mengeringkan sepatu pada panas yang ekstrim (misalnya di dekat tungku api atau pada terik sinar matahari).
-Semirlah sepatu sewaktu-waktu dan olesi dengan semacam grease (minyak semir), agar kulitnya tetap lembut dan benangnya tidak cepat lapuk.
2. Kaos kaki
Yang harus diperhatikan : kaos kaki harus menyerap keringat.
Kaos kaki berguna untuk :
-Melindungi kulit kaki dari pergesekkan langsung dengan kulit sepatu atau bagian sepatu yang memungkinkan akan menimbulkan lecet / luka.
-Menjaga agar telapak kaki tetap dapat bernafas
-Menjaga agar kaki tetap hangat pada daerah-daerah dingin
Untuk keperluan di atas, bahan kaos kaki sebaiknya terbuat dari katun asli atau katun campuran wool atau bahan sintesis lainnya yang cukup baik. Kaos kaki yang kita bawa harus disesuaikan dengan kebutuhannya, misalnya : tebalnya, panjangnya dan jumlahnya, karena mungkin kita perlu memakai lebih dari satu pasang kaos kaki. Yang paling penting adalah kita harus selalu memakai kaos kaki kering. Dalam setiap perjalanan, dianjurkan untuk selalu membawa kaos kaki cadangan. Untuk perjalanan lama yang menempuh daerah dingin, sebaiknya menggunakan kaos kaki dua lapis, bagian dalam menggunakan kaos kaki dari bahan katun sedangkan bagian luar menggunakan kaos kaki dari bahan wool.
3. Celana jalan
-Kuat dan lembut (tidak keras)
-Ringan
-Tidak mengganggu gerakan kaki, artinya jahitan cukup longgar
-Praktis
-Terbuat dari bahan yang menyekat keringat
-Mudah kering, apabila basah tidak menambah berat
Untuk keperluan di atas, bahan celana sebaiknya terbuat dari katun yang cukup baik, tidak terlalu tebal, tahan duri dan mudah kering. Contoh yang tebaik untuk jenis ini adalah celana PDL (pakaian dinas lapangan) militer atau celana loreng tentara. Bahan dari jeans sangat tidak dianjurkan, karena selain berat dan kaku, juga susah kering apabila basah terkena hujan. Pilihlah celana yang memakai ritsluiting untuk mengurangi kemungkinan pacet masuk.
4. Pakaian jalan
-Melindungi tubuh dari kondisi sekitar
-Kuat
-Ringan
-Tidak mengganggu pergerakkan
-Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
-Praktis
-Mudah kering
Pada prinsipnya, pakaian jalan hampir sama dengan celana jalan, hanya yang perlu diperhatikan adalah saku-saku yang ada pada pakaian jalan, tidak mengganggu apabila diisi dan tertekan ransel. Bahannya sebaiknya memakai kain yang terbuat dari katun atau wool, bertangan panjang untuk melindungi kemungkinan tertusuk duri, sengatan matahari maupun binatang berbisa. Seringkali orang mempunyai pemikiran yang salah, misalnya untuk penyusuran pantai mereka memakai pakaian lengan pendek atau baju tanpa lengan, padahal itu tidak baik, karena sinar matahari akan langsung menyengat kulit, sehingga kulit menjadi rusak. Yang perlu diperhatikan lagi adalah pakaian yang kita kenakan harus selalu kering, terutama saat kita akan tidur, untuk itu sangat dianjurkan membawa pakaian cadangan.
5.Jas hujan / rain coat
Jas hujan yang paling ideal adalah yang tahan air dan angin, tetapi dapat mengeluarkan panas tubuh atau keringat, sehingga nyaman saat memakainya.
6.Topi lapangan
-Melindungi kepala dari kemungkinan cedera akibat duri
-Melindungi bagian kepala dari curahan hujan, terutama kepala bagian belakang
-Topi yang akan kita kenakan harus kuat dan tidak mudah sobek
Untuk keperluan di atas, terutama untuk medan gunung hutan sangat dianjurkan memakai topi rimba atau semacam topi jepang (yang menutup telinga dan leher). Topi rimba / topi jepang selain melindungi kepala kita dari kemungkinan cedera akibat duri, juga melindungi bagian belakang kepala kita dari curahan air hujan.
Memakai topi yang terlalu lebar sangat tidak dianjurkan, selain akan menghalangi gerak, juga kurang praktis. Topi jenis koboi cocok jika dipakai di padang rumput atau daerah yang tidak terlalu banyak semak.
7. Sarung tangan
-Sebaiknya terbuat dari kulit
-Bentuknya sesuai dengan tangan kita
-Tidak kaku, artinya tidak menghalangi gerakan tangan kita
Untuk medan gunung hutan, sarung tangan berguna melindungi tangan dari kemungkinan tertusuk duri dan dari cedera akibat terkena daun-daun yang berbahaya (daun pulus, dll) atau binatang-binatang kecil yang akan membuat tangan kita gatal. Sarung tangan wool dipilih untuk perlindungan pada cuaca dingin.
8.Ikat pinggang
Pilihlah yang terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala tidak terlalu besar tetapi teguh, misalnya dari kulit yang tebal tapi lembut atau dari bahan sintetis lainnya. Kegunaan ikat pinggang selain untuk menjaga celana kita supaya tidak melorot, juga untuk mengaitkan alat-alat yang perlu cepat terjangkau seperti pisau, tempat air minum, tempat P3K, dll.
9. Ransel / Carrier / Rucksacks
-Ringan, sejauh mungkin tidak merupakan tambahan beban yang berlebihan (bayangkan apabila berat ransel kosong kita 8 kg), terbuat dari bahan yang water proof, sehingga kalau hujan tidak bertambah berat, cukup melindungi isi ransel walaupun tetap harus diberikan perlindungan ekstra dengan cara menggunakan kantung-kantung plastik untuk melindungi perlengkapan peka, seperti pakaian tidur, alat tulis, makanan kering, dll.
-Kuat, harus mampu membawa beban kita dengan aman, berdaya tahan tinggi, tidak mudah sobek, jahitannya tidak mudah lepas, zipper-nya kokoh, dll.
-Sesuai dengan kebutuhan dan keadaan medan. Untuk medan gunung hutan, tidak dianjurkan memakai ransel dengan frame di luar, selain merepotkan juga menyulitkan kita apabila melewati semak-semak. Ransel dengan frame luar cocok digunakan pada medan-medan yang datar atau medan yang tidak banyak semak-semaknya (seperti salju, padang rumput atau pantai).
-Nyaman dipakai, diajurkan memakai ransel yang ada frame-nya. Frame ini perlu agar berat beban merata keseluruhan keseimbangan tubuh, frame ini juga membuat nyaman karena adanya ventilasi antara punggung dengan ransel. Bagi ransel yang memakai frame di dalam (internal frame) mungkin perlu ditambahkan bahan yang menyerap keringat di bagian yang bersentuhan dengan punggung. Tali penyandang ransel harus kuat, cukup lebar dan empuk serta mudah di stel, juga ada tali pinggang (hip belt) untuk mengatur supaya ransel menempel dengan baik ke tubuh serta membantu pembagian berat keseimbangan.
-Praktis, kantung-kantung tambahan atau pembagian ruangnya memudahkan kita mengambil barang-barang tertentu dan mudah di lepas. Sekarang ini banyak sekali jenis ransel dalam berbagai model, ukuran, bahan serta harga yang bervariasi di toko-toko. Ketelitian dalam memilih akan sangat menentukan. Harga yang mahal belum tentu menjamin ransel yang baik, untuk itu pilihlah ransel yang sesuai dengan kriteria di atas. Untuk jenis perjalanan tertentu, ada baiknya kita melengkapi ransel kita dengan kantong tambahan atau daypack, ini untuk memudahkan pergerakan terutama dalam perjalanan. Ketika sedang melakukan penelitian atau sering melakukan perpindahan tempat, daypack sangat membantu kita.
10.Kantung Tidur / Sleeping Bag
Pada malam hari, badan kita akan kehilangan panas tubuh lebih cepat dari panas yang dihasilkan, oleh sebab itu kita perlu dilindungi lapisan yang dapat menahan dingin dan mencegah panas tubuh keluar / hilang, salah satunya adalah dengan menggunakan sleeping bag / kantung tidur.
11.Matras / Alas Tidur, sangat diperlukan supaya tubuh kita yang sudah terbungkus kantung tidur / sleeping bag, tidak langsung menyentuh tanah.
12.Peralatan Navigasi
Peralatan navigasi ini merupakan peralatan penting yang harus selalu kita bawa, diantaranya adalah : kompas, peta, penggaris segi tiga, busur derajat, pensil, dll.
13.Senter
Apabila kita kemalaman dalam perjalanan, maka senter sangat diperlukan sebagai alat penerangan, tetapi disarankan tidak melakukan perjalanan di malam hari, karena sangat berbahaya. Jangan lupa untuk membawa lampu dan batere cadangan.
14.Peluit
Diperlukan sebagai tanda apabila kita tersesat atau kehilangan arah.
15.Pisau
Pisau dan golok tebas merupakan alat bantu untuk keperluan menusuk, menyayat, memotong, melempar dan yang terpenting sebagai alat bantu untuk membuat api (memotong ranting, memotong kayu tipis-tipis, dll). Ada banyak pisau yang dibuat khusus untuk keperluan tertentu walaupun tetap dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Pisau adalah sahabat yang sangat baik dan berguna bagi pengembaraan. Karena itu pisau yang dibawa harus benar-benar cocok ukurannya, dapat dipercaya dan sesuai dengan keperluan kita.
PERLENGKAPAN TAMBAHAN
Perlengkapan ini walaupun bukan hal penting, namun ada baiknya juga kita membawanya untuk menambah kenyamanan dalam perjalanan kita.
1. Putis, yaitu pembelat betis yang terbuat dari kain katun / wool. Para pengembara, pejalan kaki, tentara menggunakan putis ini untuk menjaga otot-otot betis agar tetap fit dalam melakukan perjalanan panjang.
2.Gaiters (Sarung anti pacet), semacam sarung yang biasanya dibuat dari kain tipis, setinggi lutut sebelah atas, ujungnya bertali seperti sarung bantal. Banyak di pakai oleh pekerja kayu / perintis yang banyak melewati daerah rawa-rawa atau hutan basah yang banyak pacet / lintahnya.
Sekarang ini sudah banyak gaiters yang di jual di toko-toko, tinggal kita pilih mana yang kita sukai sesuai dengan keuangan kita tentunya.
3.Kelambu, untuk perjalanan yang banyak melewati rawa-rawa, ada baiknya apabila kita membekali diri kita dengan kelambu untuk menambah kenyamanan perjalanan kita.
4.Kupluk (balaclava), untuk menambah nyenyak tidur dan terhindar dari gigitan serangga kecil. Untuk daerah dingin (gunung es) fungsinya menjadi penting guna melindungi muka dan telinga dari pengaruh cuaca dingin.
5.Semir sepatu, terutama bagi pengguna / pemakai sepatu TNI, sebagai pemeliharaan supaya sepatu tetap lemas dan lentur. Tetapi semir sepatu ini bisa diganti dengan campuran minyak kelapa dan bawang merah.
6.Ikat kepala / kacu segitiga / bandana, kegunaannya sangat banyak, diantaranya bisa untuk menghapus keringat, sebagai tutup kepala atau telinga, dan bisa juga untuk membalut.
Perlengkapan pribadi lainnya
-Jarum, benang, kancing dan obat-obatan
-Tali sepatu cadangan, semir sepatu (bagi sepatu TNI), tali tubuh (webbing)
-Handuk, sikat gigi, sabun dan celana dalam
dll
Perlengkapan masak, terdiri dari :
-Alat masak lapangan (nesting, dll)
-Alat bantu makanan lainnya (sendok, garpu, dll)
-Alat pembuat api (lilin, korek api, spirtus, dll)
-Kantung air / tempat air
PERLENGKAPAN KHUSUS
1.CLIMBING (pemanjatan tebing) :
-Tali statis / dinamis
-Harness
-Helm
-Carabineers
-Sling standar dan prusik sling
-Chock
-Piton
-Ascendeur
-dll
2.ORAD (olahraga arus deras) :
-Perahu
-Kano / kayak
-Perahu karet
-Dayung
-Pelampung
-Helm
-Tali pengaman
-Pompa
-dll
3.CAVING (penelusuran gua) :
-Helm
-Headlamp / senter
-Harness
-Tangga baja / ladder
-Sepatu karet
-Carabineer
-Ascendeur
-dll

PERJALANAN / PENDAKIAN


susilowandono.blogspot.com/ Mendaki gunung adalah suatu olah raga keras, penuh petualangan dan membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan serta daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan merupakan daya tarik dari kegiatan ini. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.
Di Indonesia, kegiatan mendaki gunung mulai dikenal sejak tahun 1964 ketika pendaki Indonesia dan Jepang melakukan suatu ekspedisi gabungan dan berhasil mencapai puncak Soekarno di pegunungan Jayawijaya, Irian Jaya (sekarang Papua). Mereka adalah Soedarto dan Soegirin dari Indonesia, serta Fred Atabe dari Jepang. Pada tahun yang sama, perkumpulan-perkumpulan pendaki gunung mulai lahir, dimulai dengan berdirinya perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung WANADRI di Bandung dan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) di Jakarta, diikuti kemudian oleh perkumpulan-perkumpulan lainnya di berbagai kota di Indonesia.
JENIS PERJALANAN / PENDAKIAN
Mountaineering dalam arti luas adalah suatu perjalanan, mulai dari hill walking sampai dengan ekspedisi pendakian ke puncak-puncak yang tinggi dan sulit dengan memakan waktu yang lama, bahkan sampai berbulan-bulan.
Menurut kegiatan dan jenis medan yang dihadapi, mountaineering terbagi menjadi tiga bagian :
1. Hill Walking / Fell Walking
Perjalanan mendaki bukit-bukit yang relatif landai dan yang tidak atau belum membutuhkan peralatan-peralatan khusus yang bersifat teknis.
2. Scrambling
Pendakian pada tebing-tebing batu yang tidak begitu terjal atau relatif landai, kadang-kadang menggunakan tangan untuk keseimbangan. Bagi pemula biasanya dipasang tali untuk pengaman jalur di lintasan.
3. Climbing
Kegiatan pendakian yang membutuhkan penguasaan teknik khusus. Peralatan teknis diperlukan sebagai pengaman. Climbing umumnya tidak memakan waktu lebih dari satu hari.
Bentuk kegiatan climbing ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Rock Climbing
Pendakian pada tebing-tebing batu yang membutuhkan teknik pemanjatan dengan menggunakan peralatan khusus.
b. Snow & Ice climbing
Pendakian pada es dan salju.
4. Mountaineering
Merupakan gabungan dari semua bentuk pendakian di atas. Waktunya bisa berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Disamping harus menguasai teknik pendakian dan pengetahuan tentang peralatan pendakian, juga harus menguasai manajemen perjalanan, pengaturan makanan, komunikasi, strategi pendakian, dll.
KLASIFIKASI PENDAKIAN
Tingkat kesulitan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, tergantung dari pengembangan teknik-teknik terbaru. Mereka yang sering berlatih akan memiliki tingkat kesulitan / grade yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang baru berlatih.
Klasifikasi pendakian berdasarkan tingkat kesulitan medan yang dihadapi (berdasarkan Sierra Club) :
Kelas 1 : berjalan tegak, tidak diperlukan perlengkapan kaki khusus (walking).
Kelas 2 : medan agak sulit, sehingga perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan sebagai pembantu keseimbangan sangat dibutuhkan (scrambling).
Kelas 3 : medan semakin sulit, sehingga dibutuhkan teknik pendakian tertentu, tetapi tali pengaman belum diperlukan (climbing).
Kelas 4 : kesulitan bertambah, dibutuhkan tali pengaman dan piton untuk anchor/penambat (exposed climbing).
Kelas 5 : rute yang dilalui sulit, namun peralatan (tali, sling, piton dll), masih berfungsi sebagai alat pengaman (difficult free climbing).
Kelas 6 : tebing tidak lagi memberikan pegangan, celah rongga atau gaya geser yang diperlukan untuk memanjat. Pendakian sepenuhnya bergantung pada peralatan (aid climbing).
SISTEM PENDAKIAN
1. Himalayan System, adalah sistem pendakian yang digunakan untuk perjalanan pendakian panjang, memakan waktu berminggu-minggu. Sistem ini berkembang pada pendakian ke puncak-puncak di pegunungan Himalaya. Kerjasama kelompok dalam sistem ini terbagi dalam beberapa tempat peristirahatan (misalnya : base camp, flying camp, dll). Walaupun hanya satu anggota tim yang berhasil mencapai puncak, sedangkan anggota tim lainnya hanya sampai di tengah perjalanan, pendakian ini bisa dikatakan berhasil.
2. Alpine System, adalah sistem pendakian yang berkembang di pegunungan Alpen. Tujuannya agar semua pendaki mencapai puncak bersama-sama. Sistem ini lebih cepat, karena pendaki tidak perlu kembali ke base camp, perjalanan dilakukan secara bersama-sama dengan cara terus naik dan membuka flying camp sampai ke puncak.
PERSIAPAN BAGI SEORANG PENDAKI GUNUNG
Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa persyaratan antara lain :
1. Sifat mental.
Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.
2. Pengetahuan dan keterampilan
Meliputi pengetahuan tentang medan, cuaca, teknik-teknik pendakian pengetahuan tentang alat pendakian dan sebagainya.
3. Kondisi fisik yang memadai
Mendaki gunung termasuk olah raga yang berat, sehingga memerlukan kondisi fisik yang baik. Berhasil tidaknya suatu pendakian tergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap, kita harus selalu berlatih.
4. Etika
Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan.

12 KEBIASAAN SURVIVOR YG SUKSES


12 KEBIASAAN DARI BEBERAPA SURVIVOR YANG SUKSES
susilowandono.blogspot.com/ Dalam suatu krisis, beberapa orang akan terbebani. Sebagian ada yang menyerah untuk berharap, mengapa? Laurence Gonzales mempelajari ratusan dari kasus-kasus yang menunjukkan sesuatu dengan tepat mengenai sikap dan strategi dari beberapa orang yang menolak untuk mati.
Saya telah mempelajari beberapa kecelakaan selama kurang lebih 30 tahun. Pertama, sebagai pilot yang juga wartawan, saya berkonsentrasi pada kecelakaan pesawat terbang. Kemudian, ketika ketertarikan saya beralih pada paddling, climbing dan travelling ke tempat-tempat terpencil, saya mulai mempelajari beberapa kecelakaan yang terjadi pada kegiatan alam terbuka. Silahkan Anda sebut saya sebagai orang yang tidak berperasaan, tetapi bagi saya membaca laporan kecelakaan-kecelakaan tersebut seperti membaca komedi bisu (bisu, karena orang-orangnya sebagian besar meninggal). Saya mencari pengertian mengapa beberapa orang meninggal dengan cepatnya dalam keadaan survive ini. Secara mengejutkan, saya menemukan kengerian yang sama pada beberapa orang yang bertahan hidup dalam keadaan sulit yang sangat ekstrim, kasus-kasus ini saya sebut "deep survival." Pada dasa warsa dan beberapa abad, terpisah melalui budaya, geografi, ras, agama dan tradisional, beberapa survivor yang sukses menunjukkan pola yang sama dari pikiran dan tindak tanduk yang mengarah pada transformasi keagamaan yang sama dalam mempertahankan hidup mereka. Satu kali kamu pernah melewati hujan salju, kapalmu karam atau kamu tersesat di hutan atau tanganmu terjepit saat boulder, sebagian besar menyangkut mental, berikut adalah cerita yang berhubungan dengan hal tersebut di atas, sebagian besar adalah kisah sebenarnya yang pernah dialami oleh beberapa survivor yang berhasil kembali dari perjalanan yang hampir membuat mereka mati.
ATURAN PENYELAMATAN DIRI DALAM KEADAAN BERBAHAYA
1. PERCAYA DIRI
Orang yang dapat menyelamatkan diri tidak terjebak pada perangkap ketakutan yang mematikan, yaitu ketakutan yang tidak termobilisasi atau penyangkalan terhadap ketakutan. Banyak orang yang seharusnya selamat dalam tragedi World Trade Center pada tanggal 11 September 2001 tewas, karena mereka hanya diam dengan patuh untuk menunggu pertolongan dan bukan berusaha untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Dan banyak diantara mereka yang dikuasai rasa panik. Panik disini tidak selalu berarti berlari kesana-kemari dengan menjerit-jerit, namun bisa berarti diam dengan tidak melakukan apapun . Para penyelidik kecelakaan pesawat sering menemukan bahwa para penumpang ternyata ditemukan mati dengan keadaan masih terikat erat di tempat duduk mereka. Orang yang dapat menyelamatkan diri sebaliknya menyadari keadaan mereka, "Saya benar-benar dalam keadaan yang membahayakan diri saya dan saya akan berusaha untuk menyelamatkan diri saya."
Dalam lima menit pertama sejak kecelakaan terjadi, sang korban dipenuhi dengan pemikiran-pemikiran yang penting. Presepsi dan fungsi kognitif seseorang yang dapat menyelamatkan diri berada dalam tingkat yang tinggi saat ia menghadapi bahaya. Dengan dipacu oleh ancaman atas nyawanya, seseorang yang dapat menyelamatkan diri mengetahui keadaan sekitar mereka sampai ke hal-hal yang terkecil, selain itu merekapun meyakini naluri mereka. Joe Simpson, seorang pemanjat tebing dari Inggris yang baru saja menjejakkan kaki di gunung berketinggian 21.000 kaki di negara Peru, terjatuh dan mengalami patah kaki. Hal pertama yang muncul dalam benaknya adalah mungkin dia hanya keseleo. Tetapi beberapa saat kemudian dia berkata pada dirinya sendiri,"Kakiku patah, aku akan mati." Orang yang dapat menyelamatkan dirinya tidak menyangkal kebenaran. Hanya dengan menyadari luka yang dia alami, Simpson mampu untuk menjalani tantangan yang mengerikan di hadapannya.
2. TETAP TENANG
Dalam keadaan yang kritis, orang yang dapat menyelamatkan diri tidak dikuasai oleh rasa takut tapi mereka akan memanfaatkan rasa takut tersebut. Rasa takut yang mereka rasakan seringkali berubah menjadi rasa marah yang akan memotivasi mereka dan membuat mereka dapat berpikir dengan cerdik. Aron Ralston, seorang pemanjat gunung yang harus memotong tangannya untuk melepaskan diri dari batu besar yang telah menjepitnya di sebuah lembah celah di Utah, semula menjadi panik dan membantingkan tubuhnya ke batu yang telah menjepit tangannya. Tapi dia segera berhenti melakukan hal tersebut dan menarik nafas panjang untuk kemudian memperhatikan pilihan-pilihan yang dia miliki. Dia menghabiskan waktu hingga lima hari untuk dapat meyakinkan dirinya untuk menentukan apa yang harus dia lakukan untuk dapat menyelamatkan dirinya. Seseorang yang dapat menyelamatkan dirinya sangat mneyadari bahwa mereka harus tetap tenang. Mereka harus berusaha menghindar dari emosi ingin memberontak yang terlalu meluap-luap.
Dan dengan menghadapi keadaan genting, mereka juga dapat mengatasi penderitaan yang mereka rasakan dengan baik. Dalam buku In Touching The Void, Joe Simpson mengungkapkan penderitaan yang dia hadapi di Peru. Dia menulis bahwa dia dapat menyesuaikan diri dengan rasa sakit terus menerus yang dia rasakan yang disebabkan oleh kakinya yang terluka dan patah yang menjadi penghalang baginya untuk dapat menuruni gunung tersebut. James Stockdale, seorang pilot tempur yang ditembak jatuh di Vietnam dan menghabiskan waktu delapan tahun di Hanoi Hilton, julukan bagi camp penjaranya, yakin bahwa dengan membiasakan diri dengan rasa sakit adalah alat yang paling penting bagi orang yang dapat menyelamatkan dirinya, Anda harus mengalami rasa sakit. Tidak boleh ada kata tidak.
3. BERPIKIR, MENGANALISA, MERENCANAKAN
Orang yang harus menyelamatkan diri dalam jangka panjang dengan cepat akan mengorganisir, menentukan rutinitas yang harus mereka lakukan dan menetapkan disiplin. Dalam kelompok orang-orang yang sedang menyelamatkan diri, akan muncul seorang pemimpin. Seorang yang menyelamatkan diri seorang diri seringkali mengisahkan bahwa mereka mendengar sebuah suara yang mengendalikan situasi mereka. Sementara fenomena mendengar suara dapat mengindikasikan turunnya kondisi mental di dalam kedaan tertentu, hal tersebut juga mudah dijelaskan dalam dua fungsi otak : emosi dan akal. Dalam kasus-kasus tertentu dengan bahaya yang sangat fatal, emosi seringkali mengambil alih. Tapi seorang yang dapat menyelamatkan diri mengesampingkan emosi dan membiarkan akal yang bekerja dan mereka membuat diri mereka menjadi dua pribadi yang berbeda dimana mereka akan melaksanakan ide yang menurut mereka masuk akal.
Steve Callahan, seorang pelaut dan pembuat kapal, sedang dalam pelayaran tunggal di samudera Atlantik di tahun 1982 saat kapalnya tiba-tiba mengalami masalah dan mulai tenggelam. Terombang ambing selama 76 hari di atas sebuah sekoci seluas lima kaki, dia melakukan pelayaran penyelamatan dirinya dengan dipimpin oleh seorang kapten yang memberi perintah kepadanya dan menjaganya di saat dia sangat membutuhkan air minum. Bahkan saat dia ingin memberontak. Kaptennya dengan rutin melatih kru tersebut. Sehingga dalam kendali yang sangat ketat ini dia mampu menyingkirkan pikiran bahwa situasinya tidak mempunyai harapan. Dia harus terombang-ambing sejauh 1800 mil di dataran Karibia dan mengambil langkah-langkah pertama yang harus dilakukan dengan pikiran yang jernih dalam mencapai penyelamatan dirinya, juga menganalisa situasinya dan memformulasikan perencanaan yang akan dia jalani.
4. MENGAMBIL TINDAKAN
Orang yang menyelamatkan diri mau mengambil resiko untuk menyelamatkan diri mereka dan orang lainnya. Namun mereka pun berani dan menyadari apa yang akan mereka lakukan.
Callahan tidak mengerti mengapa kapalnya yang kecil tiba-tiba dipenuhi dengan air, mungkin terbentur oleh ikan paus. Tapi saat kapal tersebut mulai tenggelam dia tidak hanya diam memandang kapalnya dengan rasa tidak percaya. Dengan mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan diri, dia masuk ke dalam kabin yang gelap dan telah dipenuhi air untuk dapat mengambil barang-barangnya yang berharga. Dia muncul kembali dengan membawa "tas alat-alat darurat" berisi survival gear dan sleeping bag nya yang basah, dimana jika tanpa alat-alat tersebut dia tidak dapat menyelamatkan dirinya.
Lauren Elder, adalah satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan pesawat di dataran tinggi Sierra, California. Terdampar di puncak dengan ketinggian 12.000 kaki, dengan satu lengan yang patah, dia dapat melihat lembah Saint Joaquin di bawahnya, tapi dia terpisah oleh alam liar yang luas dan tebing es yang menyeramkan.
Dengan hanya mengenakan rok panjang, sebuah kemeja, dan sepatu boot dengan hak setinggi dua inci, dia merangkak "dengan kedua tangan dan kakinya" seperti yang dia katakan kemudian, "menjaga keseimbangan di antara lempengan es, meninju dengan tangan dan kakinya."
Dia harus memanjat tebing selama 36 jam, suatu hal yang tampak mustahil baginya. Namun Elder hanya memikirkan batu yang didepannya selangkah demi selangkah. Orang yang dapat menyelamatkan dirinya dapat memecahkan apa yang mereka lakukan setahap demi setahap sesuai dengan apa yang dapat mereka lakukan.
Merekapun terobsesi untuk dapat melakukannya dengan baik (Elder selalu menguji terlebih dahulu setiap pijakan yang akan dia lewati sebelum dia melangkah maju dan sering mengambil waktu untuk beristirahat. Orang yang dapat menyelamatkan diri berusaha hanya membuat sedikit kekeliruan. Mereka hanya melakukan apa yang sesuai dengan kekuatan mereka dalam waktu tertentu dari jam ke jam dari waktu ke waktu.
5. RAYAKAN KEBERHASILAN ANDA
Orang yang dapat menyelamatkan diri akan mendapatkan sukacita yang luar biasa dengan pencapaian yang mereka raih, sekecil apapun itu. Hal tersebut dapat menghindarkan mereka dari rasa putus asa yang mematikan dan menjaga mereka untuk terus termotivasi. Sukacita juga melepaskan diri mereka dari stuasi yang mengancam yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Elder berkata bahwa saat telah berhasil menuruni lereng es pertama, dia memandang ke atas lereng tersebut dan hampir tidak percaya atas apa yang telah dia lakukan, dia berkata pada dirinya sendiri, "Lihat apa yang telah kamu lakukan." Saya berseru keras hingga terdengar hingga ke lereng di bawah saya. Bahkan dengan lengannya yang patah, Elder merasakan rasa senang yang luar biasa menjadi teman setianya dalam perjalanannya untuk menyelamatkan dirinya. Hitunglah apa yang kamu miliki, kamu masih tetap hidup.
6. JADILAH ORANG YANG MENYELAMATKAN BUKAN MENJADI KORBAN
Orang yang menyelamatkan diri selalu melakukan hal yang sama bagi orang lain, bahkan jika orang tersebut berada ratusan mil jauhnya. Saat penulis Antone de Saint Exupery terdampar di gurun Libya setelah pesawat ekspedisinya mengalami kerusakan mesin, dia memikirkan apa yang akan terjadi dengan istrinya jika dia menyerah dan tidak kembali.
Yossi Ghinsberg seorang pendaki gunung kebangsaan Israel, tersesat di hutan Bolivia lebih dari dua minggu setelah terpisah dengan teman-temannya. Dia berhalusinasi bahwa dia ditemani seorang wanita cantik yang selalu menemaninya setiap malam dalam perjalanannya. Apapun yang dia lakukan, dia lakukan bagi wanita tersebut.
7. MENIKMATI PERJALANAN UNTUK MENYELAMATKAN DIRI
Nampaknya hal ini bertolak belakang dengan keadaan yang ada, namun dalam situasi yang paling sulitpun, orang yang dapat menyelamatkan dirinya menemukan sesuatu yang dapat dinikmati, sesuatu yang dapat dia lakukan. Penyelamatan diri dapat berarti penantian yang membosankan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Elder tertawa terbahak-bahak saat dia menyadari betapa dia takut bahwa seseorang akan melihat ke dalam roknya saat dia memanjat tebing. Bahkan saat kapal Callahan tenggelam, dia hanya berhenti tertawa saat dia harus menyelipkan pisau di mulutnya saat harus menaiki rakit seperti seorang bajak laut.
Uji coba yang dilakukan dengan bermain dalam kedaan yang genting juga akan menghasilkan penemuan dan penemuan akan menghasilkan teknik atau strategi yang baru yang akan menyelamatkan anda. Saat melewati tebing yang hampir vertikal di Peru, Joe simpson menciptakan irama saat dia mengayunkan kapaknya, menjatuhkan tangannya yang lain ke atas permukaan es dan lalu melakukan lompatan yang mengerikan dengan kakinya yang masih sehat. "Saya dengan cermat terus mengulang pola irama tersebut," tulisnya, "Saya mulai merasa terlepas dari keadaan di sekeliling saya."
Menyanyi, membayangkan permainan, mengingat puisi, menghitung dan mencoba menemukan solusi matematika yang sulit, akan membuang rasa jenuh karena menunggu dan akan membuat situasi jadi lebih menyenangkan, bahkan saat ada rasa takut yang mengancamnya. Di dalam penjaranya, James Stockdale menulis, "Orang yang melewati tragedi seperti ini dengan banyak puisi yang dapat diingat adalah orang yang mempunyai karunia."
Orang yang dapat menyelamatkan diri mengatur masa kritis yang dia alami hampir seperti seorang olahragawan dengan olahraga yang dia tekuni. Mereka terikat pada jimat-jimat. Mereka menemukan hal yang hanya dirasakan oleh seorang yang ahli, "zona" dimana emosi dan akal saling seimbang untuk menghasilkan satu tindakan yang dapat berubah-rubah.
8. MELIHAT KEINDAHAN
Orang yang menyelamatkan diri terpesona dengan keajaiban dunia mereka, khususnya saat menghadapi bahaya kematian. Ungkapan kekaguman akan keindahan, perasaan terpesona, membuka kesadaran akan keadaan di sekitar mereka (saat anda terpesona oleh sesuatu yang indah, pupil mata anda akan membesar). Debbie Kiley dan empat orang lainnya terombang ambing di lautan Atlantik, setelah kapal mereka tenggelam dalam badai pada tahun 1982. Mereka tidak mempunyai persediaan makanan, tidak mempunyai air minum dan dapat saja mati. Dua orang diantara mereka meminum air laut dan mulai menjadi gila. Ketika salah seorang dari mereka melompat dari papan ke laut, segera dia dimakan oleh ikan hiu di bawah papan mereka. Kiley merasa jika dia memandang terus ke laut, maka diapun dapat menjadi gila, maka dia berkata pada dirinya sendiri, "Lihat ke langit, disana tampak sangat indah."
Saat pesawat Saint Exupery terjatuh di gurun, dia menyadari bahwa dia dalam bahaya, namun dia berkata dalam hati : "Disini kita berada, akan mati, namun kematian tidak dapat dibandingkan dengan kenikmatan yang saya rasakan. Sukacita yang saya dapat dari setengah buah jeruk yang saya genggam adalah sukacita yang terbesar yang pernah saya rasakan."
9. MENYERAHKAN DIRI
Ya, anda pasti akan mati. Dalam kenyataanya, anda akan mati, semua orang akan mati walaupun mungkin tidak harus hari ini. Di hari ketiga saat dia terjepit di dalam jurang, Ralston telah kehabisan makanan dan air minum dan dia tahu bahwa dia akan mati jika dia tidak dapat melepaskan dirinya. Namun hal tersebut membawanya menjadi tenang bukan menjadi merasa menderita. "Saya menerima kematian dengan rasa damai," katanya. Dalam berbagai cara, fase perjalanan penyelamatan bersama berhubungan dengan tahap-tahap kematian dijelaskan dalam buku yang terkenal On Death and Dying (Dalam Menghadapi Kematian) ditulis oleh Elizabeth Kublerloss adalah penyangkalan, kemarahan, penawaran, depresi, dan penerimaan. Hanya dengan menerima kematian, banyak orang yang menyelamatkan diri mengatakan bahwa mereka mampu untuk berjuang dan bertahan hidup. Salah seorang psikolog dalam hal penyelamatan diri menyebutkan "Menyerahkan tanpa menyerah. Penyelamatan diri dilakukan oleh orang yang menyerahkan diri."
10. YAKIN BAHWA ANDA AKAN BERHASIL
Dalam perjalanan tahap selanjutnya, orang yang menyelamatkan diri mendapat semangat dari keyakinan bahwa dia akan selamat. "Selama dua hari berakhir pada saat saya terjepit di jurang," kenang Aron Ralston, "Saya merasa sebuah energi yang sangat meningkat memasuki diri saya walaupun waktu itu saya telah kehabisan makanan dan minuman." Segera setelah itu, dia menemukan kekuatan untuk memotong tangannya yang telah mati. Elder juga menemukan kekuatan ketika waktu terus berjalan : "Saat itu seolah-olah saya telah mendapatkan energi yang tidak ada batasnya."
11. LAKUKAN APAPUN YANG PERLU DILAKUKAN
Elder memanjat dan menuruni tebing es dan batu karang tanpa alat-alat dan pengalaman. Simpson menyeret kakinya yang patah sejauh bermil-mil untuk kembali ke posnya. Ralston memotong tangannya sendiri untuk membebaskan dirinya. Orang yang menyelamatkan diri memiliki apa yang disebut para psikolog sebagai pengetahuan-meta: Mereka mengetahui kemampuan mereka, dan tidak merendahkan atau melebih-lebihkannya. Mereka yakin bahwa segala seuatu adalah mungkin dan karena itu mereka harus bertindak.
Mereka seringkali mengucapkan sebuah mantera untuk menolong mereka, saat Yossie Ghinsberg hilang di hutan Bolivia, ia menuliskan,"Ketika saya putus asa, saya membisikkan mantera di telinga saya "Lelaki sedang beraksi, lelaki sedang beraksi," saya tidak tahu darimana saya mendapatkan kata-kata tersebut? saya ulangi terus kata-kata tersebut : "Seorang lelaki yang beraksi dapat melakukan apapun yang harus dia lakukan dengan tidak takut dan khawatir."
12. TIDAK PERNAH MENYERAH
Saat kantung oksigen Apollo 13 meledak dalam perjalanannya ke bulan pada tahun 1970, tampaknya kru yang ada dalam pesawat itu berada di ambang kematian. Komandan James Lovell memutuskan untuk terus menyampaikan semua data ke pusat kendali bahkan jika pesawat tersebut terbakar dalam perjalanan pulang. Callahan, Elder, Ghinsberg, Kiley, Ralston, Saint Exupery, Simpson, Stockdale "semuanya sama-sama menentukan dan mengetahui kebenaran akhir ini " jika kamu tetap hidup, masih ada yang dapat kamu lakukan.
Orang yang menyelamatkan diri tidak mudah dilemahkan oleh kemunduran. Saat mereka merasa bimbang, mereka akan mendorong diri mereka untuk melakukan sebuah proses dari awal kembali. Mereka menjaga diri mereka untuk tetap bersemangat dengan mengembangkan sebuah alternatif yang diciptakan dari daya ingatan yang kaya, dimana mereka dapat menyelamatkan diri. Mereka melihat kesempatan dalam kesengsaraan. Dalam keadaan yang buruk, orang yang dapat menyelamatkan diri dapat belajar dan menyukai uji coba yang mereka alami. Elder mengatakan, "Saya tidak akan menjual perjalanan yang saya alami dengan apapun. Bahkan kadang-kadang saya merindukannya. Saya merindukan kejelasan dalam mengetahui dengan tepat apa yang harus saya lakukan selanjutnya."
Mereka yang dapat menyelamatkan diri dari bahaya dunia ini, baik itu dalam permainan, bisnis ataupun perang, melalui penyakit atau tragedi akan melakukannya melalui suatu perubahan. Tetapi hal tersebut tidak muncul begitu saja saat dibutuhkan. Hal tersebut muncul dari pengalaman seumur hidup, sikap dan tindakan yang kita lakukan yang membentuk kepribadian seseorang, pusat dimana kekuatan yang dibutuhkan bersumber. Pengalaman penyelamatan diri adalah anugerah yang tidak dapat dibandingkan, dan akan menunjukkan siapa sebenarnya anda.

MACAM MACAM PISAU SURVIVAL

PISAU
Pisau dan golok tebas merupakan alat bantu untuk keperluan menusuk, menyayat, memotong, melempar dan yang terpenting sebagai alat bantu untuk membuat api (memotong ranting, memotong kayu tipis-tipis, dll). Ada banyak pisau yang dibuat khusus untuk keperluan tertentu walaupun tetap dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Pisau adalah sahabat yang sangat baik dan berguna bagi pengembaraan. Karena itu pisau yang dibawa harus benar-benar cocok ukurannya, dapat dipercaya dan sesuai dengan keperluan kita.
Sekarang ini banyak dijual berbagai macam pisau, kita harus benar-benar memperhatikan kualitasnya, sebab harga mahal belum menjamin barang tersebut baik. Pilihlah jenis pisau dari merk-merk yang sudah terkenal baik pembuatannya (biasanya buatan Swiss atau Amerika).
Untuk jenis perjalanan rimba (gunung hutan) sebaiknya gunakan jenis pisau Bowie (hunter maupun survival), karena jenis pisau ini bisa dipakai dalam berbagai keadaan, kemudian tambahkan dengan golok tebas dan pisau Multi Blade, maka perjalanan kita menjadi perjalanan yang akan memberikan ketenangan.
Secara umum pisau terdiri dari :
- Pisau saku (pisau serba guna)
- Pisau pinggang
- Golok tebas
Macam-macam pisau :
1. Pisau Bowie
Pada dasarnya termasuk jenis fighting knife, sangat efektif untuk menusuk dan memotong, tapi cukup memadai untuk menetak dan melempar. Kalau timbangan dan ukurannya cocok, maka pisau ini akan menjadi teman yang setia, karena terbuat dari bahan yang baik. Desain pisau ini berasal dari James Bowie yang legendaries. Desain ini juga merupakan desain dasar tipe hunter.
2. Pisau Komando
Diciptakan oleh Sykes & Fairbirns (kolonel) yang dibuat untuk pasukan Komando Inggris. Pertama kali dipakai dalam Perang Dunia II dan Perang Shanghai. Pisau ini khas penusuk, walaupun sangat baik untuk pisau lempar. Pisau ini kurang cocok apabila dipakai menetak atau menyayat, karena banyak membuang tenaga.
3. Pisau Skinner (pengulit)
Pisau ini khusus untuk menguliti binatang buruan, karena biasanya tipis dan sangat tajam. Sudut mata pisaunya sangat kecil. Bagian ujung pisau agak melengkung, ukurannya bermacam-macam tergantung keperluan.
4. Pisau Lempar
Pisau ini didesain khusus untuk melempar.
5. Pisau Serbaguna, umumnya berbentuk pisau lipat, berisi berbagai macam kebutuhan, seperti pisau kecil, gunting, tusuk gigi, pembuka botol, dll. Yang banyak dipakai biasanya adalah pisau buatan Victorinox, Swiss.
Banyak sekali jenis pisau yang aneh-aneh dan mempunyai kegunaan yang sangat khusus, namun yang perlu kita perhatikan adalah pisau harus terbuat dari bahan yang dapat dipercaya, tajam dan tidak mudah patah. Desain dan ukurannya harus sesuai, artinya enak di pegang dan enak di pakai. Sarungnya aman dan enak jatuhnya.