Minggu, 28 September 2014

Membedakan Ular Berbisa dan Tidak Berbisa


http://img.nationalgeographic.co.id/uploads/d3c545e635e445d2a03d4054a8ef256f.jpg

susilowandono.blogspot.com  Beraktivitas di alam bebas tidak lepas dari bersinggungan dengan hewan-hewan yang berhabitat di alam bebas. Salah satunya adalah ular. Binatang tidak berkaki ini adalah binatang yang seringkali ditemui oleh para pendaki. Kebanyakan orang takut pada ular, pada kasus lain ketika kita tersesat dan kehabisan makanan, ular dapat menjadi sumber makanan bagi kita.
Secara umum ular terbagi dalam dua jenis, ular berbisa dan tidak berbisa. Kebanyakan orang awam menganggap sama bahanya antara ular berbisa dan tidak berbisa. Padahal ular yang tidak berbisa sama sekali tidak memiliki acaman yang berarti bagi manusia (terdapat beberapa pengecualian). Ular yang memiliki ancaman yang berarti adalah ular dengan bisa yang mematikan bagi manusia, contohnya adalah ular taipan yang setiap tetes bisanya dapat membunuh 100 ekor gajah.
Lalu bagaimana membedakan ular yang berbisa dan ular yang tidak berbisa? Sebenarnya cukup sulit untuk membedakan ular yang berbisa dengan ular yang tidak berbisa, namun ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk membedakan keduanya. Berikut adalah tips untuk membedakan ular berbisa dan tidak berbisa :
  1. Ular yang berbisa memiliki bentuk kepala yang cenderung segitiga, sedangkan ular yang tidak berbisa memiliki kepala yang membulat. Kepala ular berbisa yang berbentuk hampir segitiga dikarenakan ular berbisa memiliki organ berupa kelenjar bisa yang terletak di belakang kepalanya, sedangkan kelenjar bisa tidak dimiliki oleh ular yang tidak berbisa.
  2. Sifat ular berbisa cenderung lebih tenang jika dibandingkan dengan ular yang tidak berbisa. Seringkali orang salah kaprah dan mengira ular yang agresif adalah ular yang berbisa. Padahal ular yang agresif adalah ular yang tida berbisa atau berbisa rendah. Hal ini disebabkan karena ular yang tidak berbisa tidak memiliki mekanisme pertahanan diri lain selain menyelamatkan diri dengan bergerak secepat mungkin, sedangkan ular berbisa lebih tenang karena mereka memiliki bisa dan taring bisa sebagai mekaisme pertahanan diri mereka.
  3. Jika terlanjur digigit ular dan anda tidak sempat melihat ular tersebut, maka anda dapat membedakan ular tersebut berbisa atau tidak dengan melihat bekas gigitan dari ular tersebut. Bekas gigitan ular berbisa akan berbentuk dua titik yang jelas, hal ini karena ular berbisa akan mematuk untuk menyuntikan bisa mereka kepada mangsa atau lawan mereka. Sedangkan ular yang tidak berbisa akan meninggalka bekas gigitas berupa luka sobekan atau berbentuk huruf U.
  4. Ular berbisa tinggi akan menunggu korbannya mati. Ular berbisa tinggi seperti King Cobra tidak akan langsung pergi setelah mematuk. Ular dengan jenis ini aan menunggu korbannya mati.
  5. Jika anda telah menangkap ular yang mengganggu anda, untuk memastikan apakah ular tersebut berbisa atau tidak anda dapat membuka mulutnya dengan ranting dan melihat apakah mereka memiliki taring bisa atau tidak. Ular berbisa tinggi memiliki dua taring bisa yang berada di depan, taring tersebut biasanya akan terlipat kedalam jika tidak digunakan. Sedangkan ular berbisa menengah dan rendah memiliki taring bisa di belakang mulutnya. Ular yang tidak berbisa tidak memiliki taring bisa.
  6. Ular berbisa memiliki lubang sensor di bagian depan mulutnya.
Ciri-ciri di atas bukanlah patokan yang baku untuk membedakan ular berbisa dan tidak berbisa.
Terdapat beberapa pengecualian untuk jenis-jenis ular berikut ini :
  1. Ular Python, Boa, Sanca, dan sejenisnya. Mereka adalah jenis ular yang tidak berbisa namun bertubuh besar dan memiliki gerakan yang tenang. Membunuh dengan cara melilit dan bentuk kepala yang hampir segitiga.
  2. Ular King Cobra dan sejenisnya. Mereka adalah ular berbisa tinggi yang memiliki organ tambahan di kepalanya yang dapat terbuka seperti sendok. King Cobra dan sejenisnya adalah ular berbisa tinggi dengan bentuk kepala yang cenderung lonjong atau membulat.
  3. Ular laut. Semua ular laut, besar atau kecil, berkepala bulat, agresif atau tenang, adalah ular dengan bisa tinggi.

TIPS MENDIRIKAN TENDA / DOME


tenda
susilowandono.blogspot.com  Tenda merupakan satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pendakian gunung karena tenda inilah yang akan menjadi rumah bagi para pendaki gunung itu sendiri. Setiap pendaki gunung harus paham tentang cara mendirikan tenda yang dibawanya sendiri dan selain itu pula seorang pendaki harus paham terhadap berbagai faktor yang ada di lapangan sebelum mereka mendirikan tenda. Tentunya hal ini bertujuan untuk keamanan dan kenyaman pendaki itu sendiri.
Berikut beberapa tips yang bisa digunakan saat hendak mendirikan tenda :
  • Perhatikan kondisi lahan.
Sebelum mendirikan tenda sebaiknya perhatikan dahulu kondisi lahan yang akan digunakan. Sebisa mungkin carilah lahan tanah yang datar dan tidak terdapat banyak batu atau akar yang menempatinya karena hal tersebut akan membuat anda tidak nyaman saat hendak tidur ataupun saat berada di dalamnya.
  • Perhatikan arah mata angin.
Lihatlah dahulu kemana arah angin berhembus dan jika sudah mengetahuinya maka tempatkanlah pintu tenda membelakangi arah angin tersebut. Hal ini berguna agar angin yang berhembus tidak langsung masuk ke dalam tenda yang mengakibatkan anda malah menjadi kedinginan di dalam tenda nantinya.
  • Dirikan tenda di lokasi yang agak tertutup.
Jika memungkinkan, dirikanlah tenda di lokasi yang agak tertutup dan hindari mendirikannya di tanah lapang. Hal ini cukup berguna untuk meminimalisir hembusan angin kencang yang bisa menerpa tenda anda. Selain itu perhatikan pula kondisi lingkungan sekitarnya, hindari untuk mendirikan tenda di dekat pohon yang sudah mati karena lebih rawan untuk tumbang.
  • Hindari untuk mendirikan tenda tepat di jalur pendakian.
Terkadang pendaki bisa saja mengalami kondisi yang memaksa untuk mendirikan tenda di jalur pendakian. Namun alangkah baiknya jika anda mendirikan tenda sedikit keluar dari jalur pendakian, hal ini tentunya akan lebih baik dan aman karena tidak akan menghambat atau menghalangi pendaki lain yang mungkin juga sedang melewati jalur tersebut.
  • Jangan mendirikan tenda di pinggir sungai.
Walaupun dengan alasan lebih dekat dengan sumber air namun hal tersebut justru tidak baik karena lebih rawan terhadap luapan air sungai yang bisa terjadi kapan saja, terutama saat hujan datang. Selain itu pula sungai merupakan sumber air yang biasa digunakan binatang untuk minum, tentunya anda tidak mengharapkan kedatangan binatang ini bukan ?.
  • Berilah alas pada tenda (footprint).
Hal ini cukup berguna untuk meminimalisir suhu dingin yang terdapat pada tanah, terutama saat menjelang malam hari. Selain itu pula dapat melindungi tenda anda dari kebasahan akibat rembesan air dari tanah. Pemberian alas pada tenda ini bisa dengan menggunakan rumput atau dedaunan kering yang terdapat di sekitar lokasi tenda. Bisa pula dengan membawa sebuah flysheet atau footprint yang memang sudah banyak dijual di pasaran.
  • Tambahkan pasak tenda.
Pasak berfungsi untuk memperkuat berdirinya tenda dari terpaan angin. Biasanya setiap tenda yang dijual sudah termasuk dengan pasak. Gunakanlah pasak ini untuk ditancapkan pada masing-masing sisi tenda. Bila perlu tambahkan pula tali-tali bantu tenda untuk di ikatkan pada penambat yang ada di sekitarnya.
  • Buatlah parit kecil di sekitar tenda.
Saat hujan turun maka parit inilah yang akan berfungsi untuk menghalau air hujan masuk ke dalam tenda. Buatlah parit kecil ini melingkari tenda sesuai dengan bentuknya kemudian berikan jalur pembuangan airnya sehingga air bisa mengalir tanpa harus tergenang di dalam parit.
  • Kumpulkan kelengkapan tenda yang tidak terpakai.
Jangan biarkan semua sisa kelengkapan tenda yang tidak terpakai berceceran di luar tenda karena rawan untuk kehilangan. Kelengkapan tenda seperti kantong tenda, sisa pasak dan tali tenda sebaiknya dikumpulkan dalam satu wadah dan masukkan ke dalam tenda agar terhindar dari kelupaan untuk membawanya.
  • Jangan memaksa keadaan.
Saat cuaca sedang hujan lebat yang disertai angin kencang, saat itulah kekuatan tenda akan di uji. Jika anda mengalami suatu kondisi yang mengkhawatirkan terhadap tenda yang rawan patah, sebaiknya segeralah berpindah tempat untuk mencari lokasi yang lebih aman.
 Dengan memperhatikan faktor kondisi lapangan terlebih dahulu sebelum mendirikan tenda, diharapkan dapat lebih membuat rasa aman dan nyaman bagi seorang pendaki dalam menghuni rumahnya yang bernama tenda. Dengan tidur yang nyaman di tenda tentunya akan memulihkan tenaga yang telah habis setelah seharian penuh berjalan. Selamat bermalam!